JAKARTA, iNews.id – Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendesak Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen Pas Kemenkumham), Sri Puguh Budi Utami, untuk meningkatkan kinerjanya. Permintaan itu diungkapkan Bamsoet menanggapi temuan puluhan ribu butir ekstasi yang diselundupkan dari Jerman dan diduga dikendalikan oleh sindikat pengedar dan bandar narkoba di Lapas Cipinang, Jakarta, belum lama ini.
Dia juga mendesak Sri untuk meningkatkan kinerja jajaran di bawahnya. “Terutama para kepala lapas (lembaga pemasyarakatan) untuk menindak tegas sipir dan warga binaan (narapidana) yang terbukti terlibat dalam peredaran narkoba,” ungkap Bamsoet melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/3/2019)
Menurut dia, kondisi lapas yang carut-marut selama ini diduga menjadi lahan subur praktik kolusi antara sipir dan narapidana. Maraknya warga binaan yang menggunakan alat komunikasi di dalam lapas diduga membuat para bandar narkoba dengan mudah mengendalikan bisnisnya dari balik jeruji besi.
Hal senda diungkapkan Anggota Komisi III DPR, Muhammad Syafi’i. Politikus Partai Gerindra itu merasa yakin, kolusi yang terjadi antara narapidana dan sipir tidak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan kepala lapas. Kondisi lapas yang carut-marut juga pasti diketahui oleh atasan para pegawai lapas hingga ke tingkat Ditjen Pemasyarakatan.
“Hal ini terbukti dari kasus suap tas mewah yang dilakukan kepala Lapas Sukamiskin Bandung (Wahid Husen) kepada Dirjen Pas Sri Puguh Budi Utami,” tuturnya.
Sebelumnya, pada 25 Februari lalu, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta (BNNP) dan Direktorat Jendral Bea dan Cukai 37.799 butir ekstasi dari Jerman. Barang haram yang disita tersebut dikirimkan melalui Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, yang dikemas ke dalam kemasan susu formula dan makanan. Peredaran puluhan ribu ekstasi itu diduga dikendalikan oleh bandar narkoba di Lapas Cipinang.