JAKARTA, iNews.id - Partai koalisi Capres Cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin mengusai lebih dari separuh di parlemen atau 60,7 persen sesuai hasil Pemilu 2019. Sementara, partai politik pengusung Prabowo-Sandi hanya 39,3 persen.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani meyakini jumlah perolehan ini akan menjadi pertimbangan Jokowi bersama para pimpinan partai koalisi. Terutama ketika membahas kemungkinan bergabungnya partai koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
"Kalau dianggap sudah cukup, berarti tidak nambah. Kalau dianggap belum cukup untuk menjamin dukungan bagi pemerintahan ya mungkin bisa nambah satu kira-kira," ujar Arsul di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Dia mengingatkan, jika bertambah satu partai lagi, kekuatan partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin di parlemen melebihi 70 persen. Kondisi ini, kata dia semakin mengecilkan kekuatan penyeimbang dan tidak bagus untuk demokrasi.
"Nah nanti di situlah akan dibahas apakah koalisi ini perlu nambah atau tidak. Kalau ditambah, berapa nambahnya? Kalau kemudian disepakati, siapa yang mau diajak karena tentu tidak semua bakal masuk. Nanti dihitung check and balance di parlemen,” ucapnya.