JAKARTA, iNews.id - Sejak Juli lalu curah hujan di wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kalimantan di bawah normal. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan puncak kemarau terjadi pada Agustus.
Kabid Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara, Joko Budi Utomo mengatakan, kondisi tersebut disebabkan angin muson timur. Sehingga curah hujan rendah di beberapa wilayah Indonesia.
"Iya memang curah hujan rendah sejak Juli karena masuk musim kemarau," ujar Joko di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Menurutnya, curah hujan yang rendah sebenarnya wajar di musim kemarau. Dia berharap masyarakat jangan khawatir karena daerah dengan curah hujan rendah tidak akan mengalami kekeringan yang ekstrem.
Dia menambahkan, September mendatang, tingkat curah hujan di beberapa daerah di Jawa, Sumatera dan Kalimantan Selatan akan naik menjadi 20-50 persen. "Curah hujan ini merupakan prediksi dilihat dari tingkat ketersediaan air bagi tanaman," ucapannya.