JAKARTA, iNews.id - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod Al-Barbasyi mengkritik sikap sejumlah pimpinan organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah atau Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang mendukung salah satu capres-cawapres dengan menonjolkan nama Muhammadiyah. Dia mengibaratkan para pimpinan AMM tersebut sebagai anak kecil yang tidak mengerti positioning etika politik Muhammadiyah.
Ma’mun menegaskan, Khittoh 1912 Muhammadiyah adalah ormas keagamaan, bukan parpol dan tidak ada kaitannya dengan politik dukung mendukung. Dia menyatakan, Muhammadiyah mempersilakan anggotanya berpolitik tanpa harus membawa nama organisasi.
“Ini agak memprihatinkan. Saya kira Pimpinan Pusat Muhammadiyah perlu untuk menyentil hal seperti itu, agar tidak terjadi lagi ke depannya”, kata Ma'mun. dalam diskusi daring Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM), Sabtu (13/1/2024).
Dia menegaskan, tindakan dukung mendukung dengan mengatasnamakan Muhammadiyah seakan tidak memahami positioning etika organisasi terkait politik kebangsaan. Dia menekankan harus ada mental demokratis dan etika sebagai prasyarat utama dalam pembangunan demokrasi di Indonesia.
“Jika ada presiden yang berpikir untuk melanggengkan kekuasaan menjadi 3 periode misalnya, ini menunjukkan presiden tidak memiliki sikap mental demokrasi”, tuturnya.