JAKARTA, iNews.id – Sempat tak bisa diakses karena diretas, laman (website) Dewan Pers akhirnya kembali pulih. Sabtu (10/2/2018) dini hari, situs lembaga independen yang berfungsi untuk mengembangkan dan melindungi kehidupan pers di Indonesia itu kembali normal.
Tampilan muka (homepage) yang sebelumnya bergambar seorang perempuan seksi disertai kode-kode tertentu, telah kembali ke format semula. Pada awal halaman itu terpampang informasi berupa workshop & press gathering 2017. Di sisi kanan terpampang gambar Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo bersama Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul. Berikutnya muncul gambar-gambar lain tentang kegiatan Dewan Pers.
Namun tak semua fungsi dari laman ini pulih. Berdasarkan penelusuran iNews.id, pada bagian pengaduan online, tak ada informasi apapun mengenai pengaduan sebagaimana biasanya. Ketika diklik, yang muncul hanyalah pemberitahuan bahwa halaman itu sedang dalam perbaikan. ”Mohon maaf, untuk sementara waktu halaman ini belum dapat diakses,” bunyi informasi yang tertera pada halaman tersebut.
Website Dewan Pers yang beralamat di www.dewanpers.or.id sebelumnya tak bisa diakses publik karena telah diretas. Hacker yang belum diketahui identitasnya melakukan deface, yakni aksi mengubah tampilan suatu halaman website dengan protes atau tuntutan kepada pihak tertentu. Namun kali ini tak ada tuntutan khusus. Hacker hanya menampilkan gambar perempuan seksi.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha sebelumnya mengatakan, jika dilihat dari timeline hacking, laman Dewan Pers sudah beberapa kali diretas, sehingga kemungkinan pelaku telah meninggalkan backdoor. Dia pun mendesak agar dilakukan forensik terhadap situs ini.
”Peretas sudah mengincar untuk membuat web down saat Hari Pers Nasional,” katanya. Berdasarkan catatan, ini memang bukan kali pertama situs Dewan Pers menjadi korban kejahilan hacker.
Pada 31 Mei 2017, tampilan situs ini tiba-tiba berubah. Muncul gambar mirip burung garuda warna merah darah dengan latar belakang hitam. Terdapat tulisan berisi pesan yang menyingung kondisi bangsa saat itu.