JAKARTA, iNews.id - Nama Menteri Perindustrian Airlangga Hartato masuk sebagai calon kuat ketua umum Partai Golkar setelah mendapat dukungan dari sejumlah elite partai dan DPD I. Meski begitu, Airlangga enggan gegabah melepas posisinya di Kabinet Kerja.
Dia meminta semua pihak tak perlu berspekulasi soal masa depannya di kabinet. Bagi dia, akan ada waktunya berbicara soal pelepasan jabatan menteri.
"Terlalu dini membahas posisi dalam kabinet, sebab Munaslub Golkar belum dilaksanakan," ucap Airlangga di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Dia menekankan, menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memutuskan posisinya sebagai menteri. "Yang mempunyai hak adalah bapak presiden. Jadi kami sebagai pembantu ikut arahan bapak presiden," ungkapnya.
Sebagai informasi, saat mendesain Kabinet Kerja, Presiden Jokowi menegaskan para menteri untuk tidak memiliki jabatan strategis di dalam partai. Maksud dari kebijakan itu agar kinerja kementerian terhindar dari kepentingan partai.
Sebagai contoh, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang melepas posisi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sedangkan Ketua Umum Partai Kebangkitan bangsa, Muhaimin Iskandar lebih memilih jabatan di partai ketimbang posisi menteri, padahal pada rezim Susilo Bambang Yudhoyono dirinya mendapat posisi di kabinet.
Sebelum Diputuskan Munaslub, Airlangga Masih Kandidat Terkuat
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar menjadi tuntutan di internal partai setelah Setya Novanto (Setnov) ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP. Dari tuntutan tersebut muncul nama Airlangga Hartato sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar.
Anggota Dewan Pakar Golkar Mahyudin mengatakan, Airlangga merupakan calon kuat pengganti Setnov jika nantinya Munaslub Golkar digelar. Menurutnya, Airlangga berpeluang besar setelah 31 DPD tingkat I Golkar bermanuver dan menjagokan Menteri Perindustrian itu.
"Saya kira sah-sah saja siapa yang mau jadi ketum partai. Sekarang beliau (Airlangga) dapat dukungan dari DPD-DPD tingkat I seluruh Indonesia dan sudah 31 DPD yang dukung beliau. Saya kira sah-sah saja," ungkap Mahyudin, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Dalam penilaiannya, tak salah jika Airlangga menjadi sosok calon Ketua Umum Partai Golkar terkuat. Dia diasumsikan sebagai sosok yang bersih dan amat menguntungkan Golkar pada Pemilu 2019 mendatang. Karena dalam agenda politik lima tahunan tersebut Golkar membutuhkan figur yang bersih, punya kredibilitas dan berpengalaman.
"Saya kira Airlangga figur yang cocok memimpin partai Golkar," ujarnya.
Meski memuji sosok Airlangga, Mahyudin mengakui tak menutup kemungkinan muncul tokoh-tokoh lain sebagai calon ketua umum. Dia meyakini, kader lain akan bermunculan sebagai penantang Airlangga setelah keputusan pelaksanaan munaslub diambil.
"Belum tentu (Airlangga tanpa pesaing), karena belum diagendakan munasnya, jadi banyak calon yang belum muncul. Ada juga calon yang meghormati dan loyalitas penuh dengan Pak Nov (Novanto), jadi sebelum ada dari (restu) Pak Nov mereka belum muncul," katanya.