Tangkal Ancaman Siber Jelang Pemilu, BSSN Gandeng Honeynet Project

Felldy Aslya Utama
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjalin kerja sama dengan Honeynet Project dan Swiss German University di Tangerang, Banten, Sabtu (24/11/2018). (Foto-foto: iNews.id/Felldy Utama)

TANGERANG, iNews.id – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019, ancaman malware seperti virus dan trojan dalam sistem informasi menjadi hal yang patut diwaspadai. Pasalnya, ancaman tersebut sangat berpotensi menganggu kelancaran pesta demokrasi rakyat Indonesia.

“Gangguan malware yang bisa berupa virus atau trojan berkontribusi sekitar 40 persen terhadap total gangguan sistem komputer di dunia,” kata Ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi, di Swiss German University, Tangerang, Sabtu (24/11/2018).

Dia menuturkan, untuk mendalami ancaman malware di Indonesia, lembaganya menginisiasi kerja sama dengan Honeynet Project dan Swiss German University dalam bentuk acara seminar dan workshop bertajuk “Peningkatan Kemampuan Deteksi dan Koordinasi Insiden Keamanan Siber Secara Nasional” di Tangerang, hari ini.

“Penyelenggaraan dan penguatan keamanan siber Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. BSSN bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam kaitannya dengan kegiatan ini, BSSN bersinergi dengan kalangan profesional dan akademisi yaitu Honeynet Project dan Swiss German University,” ucapnya.

Presiden Honeynet Project, Charles Liem mengatakan, pihaknya telah membangun jejaring di sejumlah universitas atau perguruan tinggi yang disebut Honeypot, yaitu pusat riset khusus terkait malware. Dia mengaku jaringan tersebut dirintis dan dibangun sejak sejak lima tahun lalu, ketika masih berada di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Proyek ini akan membuat sebuah database yang komprehensif untuk mengidentifikasi malware yang masuk ke Indonesia. Para ahli akan mengenali indicator of compromise (IOC) atau gangguan sistem komputer dan siganture atau ciri khas dari malware itu sendiri,” kata Charles.

Setelah malware berhasil dideteksi, pihaknya bersama BSSN akan langsung menyampaikan kepada publik tentang ancaman siber tersebut sehingga metode penanggulan yang dibutuhkan ke depan dapat dipetakan.

“Setelah kita tahu struktur malware-nya seperti apa, apa yang dia serang dan ganggu, kita bisa tahu sistem-sistem apa saja yang rentan terhadap malware tersebut. Lalu kita edukasikan ke publik, kita informasikan, misalnya, hati-hati ada serangan malware A yang bisa berakibat begini dan begitu, serta cara penanganannya,” ujarnya.

Dalam acara seminar dan workshop hari ini, ketiga pihak yakni BSSN, Honeynet Project, dan Swiss German University menandatangani kerja sama peningkatan kemampuan deteksi dan koordinasi keamanan dari serangan siber di Indonesia.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internet
1 bulan lalu

Badan Siber Nasional Soroti Keamanan Pemanfaatan AI

Nasional
4 bulan lalu

BSSN Sebut Ancaman Siber Sasar UMKM, Ingatkan Pelaku Usaha Jaga Keamanan Data

Nasional
4 bulan lalu

Kadin Gelar Seminar Cyber Security Digital Defense, Ajak Pelaku Usaha Waspada Ancaman Siber

Internet
4 bulan lalu

KADIN Komdigi akan Gelar Seminar Digital Defence, Bahas Ancaman Siber dan Peran AI

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal