JAKARTA, iNews.id - Baru-baru ini viral di sosial media sebuah video memperlihatkan anak bermain roleplay. Hal itu pun memicu perdebatan banyak orang, khususnya orang tua. Dosen PGSD pun angkat bicara terkait hal ini. Apa katanya?
Dalam video tersebut terlihat seorang anak yang dimarahi sang ayah lantaran bermain roleplay. Setelah ditelusuri lebih jauh, si anak ternyata melakukan roleplay yang tak pantas untuk anak seusianya bersama orang-orang yang tidak dikenalnya.
Menurut Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya Holy Ichda Wahyuni permainan roleplay dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bermain peran yang saat ini cukup digemari. Mirisnya sebagian besar anak-anak di bawah umur turut memainkannya.
“Ketika bermain roleplay, kita bisa menjadi peran apa pun yang kita mau. Memerankan karakter idola, memainkan karakter yang diinginkan, kemudian bergabung dengan circle pengguna lain yang memiliki kecenderungan karakter yang sama. Mereka dapat berinteraksi dengan membawakan permainan karakternya melalui chat, sampai pada kolaborasi video,”ucap Holy dikutip Sabtu (24/6/23)
Holy menegaskan, ternyata di balik permainan roleplay ada banyak dampak negatif terutama pada anak-anak di bawah umur.
Pertama, anak-anak akan kehilangan jati diri dan karakter (terdistraksi dengan dirinya sendiri). Sebab bisa jadi mereka lebih nyaman memainkan peran menjadi tokoh/ karakter idolanya.