JAKARTA, iNews.id - Wakil Deputi II Generasi Y dan Z atau Wakil Ketua Tim Pemenangan Muda (TPM) Ganjar-Mahfud, Achyar Al Rasyid, menilai tindakan Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menyebut ndasmu etik kurang santun dan tidak patut dicontoh anak muda. Dia menyebut, pemimpin harus bisa memberikan contoh yang baik.
"Anak-anak muda negeri ini membutuhkan banyak tuntunan yang baik berupa perkataan dan tindakan yang positif serta sejuk. Saya pikir meskipun diklarifikasi oleh jubir beliau bahwa itu bercanda, tapi menurut saya bercandanya saja sudah bernuansa tone negatif, apalagi kalau yang bersangkutan dengan serius dalam merespons sesuatu yang beliau tidak sukai dan senangi mungkin bisa jadi perwujudannya adalah tindakan yang mengarah kepada emosi yang tidak terbendung", ujar Achyar dalam keterangannya, Minggu (17/12/2023).
Koordinator PPI Dunia 2022-2023 itu mengatakan, tindakan yang ditunjukkan Prabowo menambah deretan kontradiksi antara framing image dengan sifat asli. Menurut dia, sesuatu yang dibuat-buat lama-kelamaan akan beralih ke sifat asli.
"Branding image 'gemoy' kemudian narasi 'Pemilu Riang Gembira' yang sudah capek-capek disusun oleh konsultan beliau dan timnya beliau, runtuh dan hancur akibat sifat asli Prabowo yang muncul berkali-kali ditunjukkan beberapa waktu belakangan ini, dalam debat beliau terlihat emosional ditambah kalimat ndasmu etik ini menjadi sempurna kita ditunjukkan sifat asli beliau. Anak muda pasti sudah pintar dan cerdas, bisa menilai", ujar Achyar.
Kandidat Ph.D. Urban Planning Tianjin University, Tiongkok itu menyampaikan, kalimat ndasmu etik yang disampaikan dikhawatirkan memicu konflik horizontal di masyarakat. Sebab, kalimat itu mengartikan etika sebagai sesuatu yang remeh.
Padahal, lanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mengatakan Indonesia itu sangat kental dengan adat ketimuran serta mengedepankan sopan santun dan etika.
"Ditambah zaman sekarang sulit jejak digital dihapus, generasi muda saat ini sampai generasi muda mendatang akan senantiasa bisa menonton dan melihat, bahwa salah satu seniornya yang merupakan calon presiden itu menganggap ndasmu etik sebagai sebuah kalimat yang lumrah dan dianggap bercanda untuk diutarakan, ini sesuatu yang berbahaya", ujar Achyar.