JAKARTA, iNews.id - Banyak sektor usaha di Indonesia hanya bisa memasarkan suku cadang (sparepart) kendaraan sendiri. Namun, apakah mereka bisa membangun merek sendiri?
Jawabannya sulit. Mereka harus memiliki fasilitas dan jaringan. Solusinya adalah impor dari negara lain. Namun, ini tidak mudah karena banyak persyaratan dan izin yang harus dipenuhi.
Melihat situasi tersebut, eLangsung mengembangkan format join impor. Ini membuka peluang siapa pun bisa memiliki merek suku cadang motor atau mobil sendiri.
CEO PT eLangsung International Agency, Yaboo Huang mengatakan inisiatif ini lahir dari keinginan menghubungkan konsumen dan produsen di dunia otomotif, sekaligus membantu pelaku usaha lokal (UMKM) naik kelas melalui kepemilikan merek sendiri.
“Selama ini banyak bengkel dan toko suku cadang yang ingin punya produk dengan brand sendiri, tapi terkendala modal, jaringan pabrik dan legalitas impor. Lewat skema Join Impor ini, semua bisa diakses dengan biaya terjangkau dan proses yang transparan,” ujar Yaboo Huang, dalam keterangan persnya Kamis (20/11/2025).
Dia menrangkan melalui sistem join impor, mitra kerja sama cukup memesan mulai dari 100 dus per item dengan tipe yang bisa dicampur - jauh lebih kecil dibandingkan minimal order impor konvensional yang biasanya berjumlah sangat besar. Skema ini membuat pelaku usaha lokal tak perlu menanggung risiko besar, mulai dari biaya, pengiriman, hingga penyimpanan.
Selain itu, terdapat layanan end-to-end, mulai dari pencarian pabrik OEM di luar negeri, paten merek, desain kemasan dan pengurusan dokumen impor, penyimpanan di gudang transit, hingga sampai di gudang PT eIA yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat. Melalui sistem terintegrasi ini, mitra hanya perlu fokus pada pengembangan merek dan pemasaran produk di pasar lokal.
“Dengan sistem ini, mitra tidak perlu khawatir. Barang sampai dulu di gudang kami, baru pelunasan dilakukan. Kalau pun terjadi kendala di proses pengiriman atau kualitas barang, pihak yang bertanggung jawab jelas yaitu PT eLangsung International Agency,” kata Yaboo Huang.
Berbeda dengan praktik impor langsung (direct import). Pembeli harus menanggung seluruh risiko sendiri, mulai dari proses pengiriman, bea cukai, hingga kualitas barang dari pabrik di luar negeri.
“Kalau direct import, begitu ada masalah, sulit sekali ditangani karena tidak ada pihak lokal yang bisa membantu. Di sini semua urusan ditangani dari pabrik sampai gudang,” ujarnya.
Program Join Impor ini mendapat sambutan positif dari pelaku usaha bengkel dan toko suku cadang di berbagai daerah. Mereka kini dapat memasarkan produk dengan merek sendiri tanpa harus memiliki modal besar atau pengalaman impor.
Ke depan, eLangsung berencana memperluas jaringan kerja sama dengan pabrik OEM dan aftermarket di Asia, agar proses impor dan distribusi menjadi semakin efisien. Perusahaan juga menargetkan peningkatan jumlah mitra baru di sektor suku cadang otomotif roda dua dan roda empat, dengan visi menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnis suku cadang merek lokal kualitas global.