JAKARTA, iNews.id - Penampilan kendaraan mencerminkan karakter pemiliknya. Anggapan ini membuat banyak pengguna mobil merawat kendaraannya agar terlihat bersih dan kelimis.
Salah satu perawatan yang dilakukan ialah memoles ban dengan semir agar terlihat wetlook. Cairan ini memiliki kemampuan melindungi ban dari paparan sinar ultra violet (UV).
Ada banyak jenis semir yang bisa dipilih. Namun, disarankan agar berhati-hati dalam memilih semir. Sebab, semir yang mengandung silicon ternyata dapat memperpendek usia ban.
Silikon bisa membuat ban cepat aus. Semir silicon biasanya berbentuk cair. Disarankan agar memilih semir ban non-silicon yang mengandung wax atau foam
"Sebenarnya ban tidak perlu disemir. Tapi, banyak orang yang ingin agar ban-nya kinclong. Kalau ingin disemir, pakai obat semir yang bagus, bukan abal-abal," ujar Marketing Director PT Michelin Indonesia, Putu Yudha saat dihubungi iNews.id, Kamis (23/3/2018).
Jika ban disemir menggunakan obat berkualitas buruk, ban akan pecah-pecah. Alhasil, bukannya ingin mempercantik kendaraan, malah merusak visual.
"Memang tergantung obat semirnya. Kalau yang bagus tidak masalah. Cuma kalau yang jelek, ban akan pecah-pecah, jadi kering gitu. Semir kan mengandung minyak dan di produk abal-abal itu minyaknya memakai obat kimia. Jadi merusak ban juga," tegasnya.
Putu menambahkan, hal terpenting dalam merawat ban yaitu selalu melakukan pemeriksaan tekanan angin. Tekanan angin yang kurang atau sebaliknya terlalu keras bisa membuat ban tidak awet.
"Di sisi lain, tergantung ban juga, kembangannya tebal atau tidak, lalu alur ban tersebut bagaimana. Tapi intinya sama saja, utamanya itu angin. Angin di ban jangan sampai kurang, nanti handling lebih licin. Pengecekan angin itu perlu dilakukan, maksimal per dua bulan sekali dicek," tandasnya.