DUBAI, iNews.id – Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mengaku susah tidur di malam sebelum mereka memastikan titel ketujuh tahun ini di BWF Dubai World Super Series Finals 2017. Masalah itu lantaran mereka terlalu memikirkan laga final melawan Liu Cheng/Zhang Nan asal China, Minggu (17/12/2017).
Maklum, pada pertemuan terakhir, pasangan berjuluk Duo Minions itu kalah dari Liu/Chang pada final Denmark Terbuka 2017, 22 Oktober lalu. Kekalahan itu justru membuat mereka ngotot untuk mengusung pembalasan.
Hasilnya, Kevin/Marcus tampil militan di final. Mereka tak memberi kesempatan kepada Liu/Zhang untuk berkembang. Pasangan Indonesia itu meraih kemenangan straight game 21-16, dan 21-15. Gelar ketujuh tahun ini pun berhasil diraih dan keduanya mencatat sejarah manis kampiun tujuh dari sembilan laga final dalam setahun.
Namun, tahukah Anda, ternyata ganda putra ranking satu dunia itu tak bisa tidur jelang laga final. “Saya enggak bisa tidur semalam, kalau terlalu ingin (menang), biasanya saya memang begini. Mata sih merem, tetapi enggak pulas tidurnya. Ini sama kejadiannya seperti di malam sebelum saya menjuarai All England,” tutur Kevin, dikutip situs resmi PBSI.
“Saya juga enggak bisa tidur semalam, cuma lima jam tidurnya. Bahkan bangunnya kepagian, jam lima pagi sudah bangun,” Marcus melanjutkan ceritanya.
Kevin/Marcus pun buka kartu saat ditanya apa rahasianya menjadi ganda putra paling tangguh yang mampu melibas semua pasangan papan atas.
“Rahasianya apa ya? Berarti Tuhan baik sekali sama kami, dikasih banyak kemenangan dan karena kaminya juga usaha. Doanya semalam, yang pasti semoga dapat gelar ketujuh, dapat gelar di Dubai karena terakhir (diselenggarakan) di sini, jadi ada kenangan manis dan dapat 1 M (miliar),” ucap Kevin sambil tertawa.
“Wah kalau dibilang yang terkuat, ya hampir imbang dengan yang lain kok. Mungkin di lapangan kami lebih siap. Kami juga latihan terus, banyak evaluasi kalau kalah dan usaha lagi. Kami juga tidak gampang puas, ingin (juara) terus dan ingin terus,” tambah Marcus.
Sayang, pebulu tangkis putra terbaik 2017 itu gagal raih titel di Kejuaraan Dunia 2017 lalu. Kala itu mereka disingkirkan duo China Chai Biao/Hong Wei lewat duel sengit.
“Kalau bicara ingin gelar, bukan cuma kejuaraan dunia saja yang kami mau. Semua gelar juga kami mau menangi. Kami mencoba melakukan yang terbaik kalau sudah dikirim ke turnamen, enggak mau sia-siakan waktu juga kalau sudah berangkat,” pungkas Marcus.
Sementara itu, Asisten Pelatih Ganda Putra PBSI, Aryono Miranat, mengaku punya keyakinan saat melihat penampilan Kevin/Marcus di babak pertama.
“Memang setelah melihat cara main mereka di babak pertama, saya jadi lebih tenang. Kami sudah evaluasi kekalahan atas Liu/Zhang, sebelum masuk lapangan memang kami sudah diskusikan. Ternyata di lapangan, Kevin/Marcus luar biasa,” kata Aryono.
“Itulah mereka, punya mental yang tidak mau kalah, di lapangan selalu fight. Di penyisihan kalah, mereka bisa perbaiki di semifinal, jadi mereka balik percaya diri lagi,” tutur Aryono.
Aryono menambahkan, Kevin dan Marcus merupakan pasangan yang saling melengkapi satu sama lain. Di saat Kevin tak bisa mengeluarkan permainannya, Marcus akan ambil alih dan memberi semangat, begitu juga sebaliknya. “Tetapi ingat, tahun depan harus jaga konsistensi, percaya diri boleh, tetapi tetap rendah hati,” tutup Aryono.