MALANG, iNews.id – Kericuhan massal terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, saat laga Arema FC menjamu Persib Bandung pada pekan ke-4 Liga 1 2018, Minggu (15/4/2018) malam.
Puluhan korban luka, dan sesak napas akibat kericuhan tersebut. Salah satu korbannya adalah Pelatih Persib Mario Gomez yang terkena lemparan sehingga kepalanya berdarah.
Kericuhan terjadi, di saat pertandingan memasuki akhir babak kedua, yakni tiga menit masa injury time. Penonton yang kecewa dengan kondisi pertandingan merangsek masuk ke lapangan dari sisi timur.
Petugas match steward yang mencoba menahan gerakan para suporter di sisi timur tidak kuasa menahan desakan ribuan suporter yang turun ke lapangan. Saat para petugas sibuk menangani kericuhan di sisi timur, tiba-tiba penonton di sisi lain ikut turun secara serentak.
Situasi semakin sulit terkendali. Ribuan penonton yang marah, merangsek mendekati tribune VIP. Mereka berupaya mengejar siapa saja yang ada di hadapannya, disertai dengan pelemparan benda-benda keras.
Menyikapi situasi yang semakin sulit dikendalikan. Petugas kepolisian di sisi timur, mengeluarkan tembakan gas air mata. Kondisi ini semakin membuat masa semakin beringas. Aksi kekerasan tidak bisa dihindarkan lagi, korban berjatuhan akibat lemparan benda keras, dan gas air mata.
Tidak adanya fasilitas yang memadahi, dan banyaknya korban yang berjatuhan, membuat panitia pelaksana pertandingan kewalahan. Para korban akhirnya ditangani di lorong-lorong stadion.
Benih-benih terjadinya kericuan, mulai dirasakan saat Arema FC tertinggal 1-2 dari tim tamu Persib. Gol Maung Bandung diborong oleh Ezechiel Ndouasel pada menit ke-19, dan 78.
Tim Singo Edan-julukan Arema FC-sebenarnya lebih dahulu unggul pada menit ke-18 melalui tendangan Thiago Furtuoso. Sayangnya, mereka tidak mampu menguasai jalannya pertandingan, karena bermain penuh tekanan.
Kewajiban untuk menang, membuat mereka tidak bisa bermain lepas. Akibatnya, banyak kesalahan yang dibuat sendiri. Beruntung, di menit ke 88, pemain tengah Arema FC, Balsa Bozovic mempu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Pada menit ke-89, situasi pertandingan berjalan semakin memanas, setelah wasit Handri Kristanto asal Jawa Tengah memberikan hadiah kartu merah kepada penyerang Arema Dedik Setiawan.
Kartu merah di jelang akhir babak kedua ini, memicu para pemain kedua tim emosi. Situasi panas di lapangan pertandingan juga menjalar ke tribune penonton, yang sejak awal menuntut Arema harus menang. Maklum, Aremania kesal karena tim kesayangannya belum pernah menang di kompetisi musim ini. Dalam tiga laga sebelumnya, Singo Edan hanya mampu bermain satu kali imbang, dan dua kali kalah.