JAKARTA, iNews.id – Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Johar Lin Eng ditangkap Polda Metro Jaya terkait pengaturan skor. Dia diamankan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/12/2018) oleh Polda Metro Jaya.
Johar ditangkap pada pukul 10.12 WIB di area kedatangan bandara, tak lama setelah tiba dari Solo. Pria 55 tahun itu kemudian dibawa ke Polda. Dikutip laman resmi PSSI, Johar saat ini berstatus sebagai Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Tengah (Jateng).
Jabatan tersebut diamanahkan kepadanya sejak 2013 hingga 2021 mendatang bersama Edy Suyuti selaku wakil. Posisi tersebut membuat pria kelahiran Semarang itu masuk ke dalam jajaran Exco PSSI.
Dia lahir di Semarang pada 8 September 1963, dan bekerja sebagai karyawan swasta. Meski begitu, Johar tetap getol memajukan dunia sepak bola di Jawa Tengah. Hal itu terbukti dalam beberapa unggahan di akun Instagram @pssijateng.
Berdasarkan foto unggahan tersebut, Johar kerap menggelar kompetisi Piala Soeratin. Dia juga sering mengunjungi tim nasional (Timnas) Putri Indonesia U-16 saat menggelar pemusatan latihan di Banjarnegara, Agustus 2018.
Selain itu, Johar juga sempat ditunjuk Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Asprov Kepulauan Riau. Dia dibebani tugas mempersiapkan Kongres Pemilihan Asprov PSSI dalam kurun waktu tiga bulan, terhitung sejak Januari 2018 berdasarkan Surat Keputusan PSSI tertanggal 20 Desember 2017.
Namanya mulai muncul ke permukaan publik sepak bola setelah mantan Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banjarnegara yang juga Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengaku pernah diminta uang Rp500 juta oleh Johar untuk menjadi tuan rumah playoff Liga 3.
Selain itu, Budhi juga menuduh Johar sebagai perantara dengan mafia sepak bola berinisial Mr P. Pengakuan itu dilontarkan Budhi dalam sebuah talkshow di salah satu televisi swasta.