JAKARTA, iNews.id – Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan peran Hidayat (H), mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, dalam pengaturan skor pertandingan antara PSS Sleman dengan Madura FC pada Liga 2 2018.
Penjelasan itu diutarakan setelah Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola menetapkan Hidayat sebagai tersangka kasus tersebut, Senin (25/2/2019). Penetapan tersangka Hidayat merupakan hasil gelar perkara pada Jumat (22/2/2019) dan setelah melakukan pemeriksaan pada 14 orang saksi.
Hidayat ditetapkan dalam laporan model A yang dibuat oleh polisi atas dugaan kecurangan pada pertandingan Liga 2 tahun 2018 dari pengembangan laporan Lasmi Indriyani.
“Perannya H cukup masif di dalam pertandingan tersebut karena juga menentukan perangkat pertandingan yang juga berkolaborasi melakukan pengaturan skor,” kata Dedi di Mabes Polri, Senin (25/2/2019).
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, dalam pertandingan antara Madura FC dengan PSS Sleman Hidayat meminta kepada Manajer Madura FC, Yanuar, agar PSS Sleman selalu dimenangkan. Baik ketika pertandingan dilakukan di kandang PSS Sleman di kandangnya Madura FC.
“Kemudian saudara H ini menawarkan sejumlah uang kepada Yanuar, mulai dari nilainya Rp100 juta. Kalau Yanuar tidak menuruti keinginan H, maka saudara H juga sedikit agak mengancam. Kalau enggak menurut, dia sudah menyiapkan dana Rp150 juta dan bahkan akan membeli pemain agar PSS Sleman menang melawan Madura FC,” ucapnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih menyelidiki peran Hidayat untuk PSS Sleman.
“Saat itu dia sebagai Exco PSSI, mungkin dia punya kepentingan di situ. Nanti dalam pemanggilan dia sebagai tersangka itu akan didalami," Deri menjelaskan.
Rencananya Hidayat akan dipanggil oleh Satgas sebagai teraangka pada Rabu (27/2/2019). Dia terancam melanggar Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau UU RI Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap.