KAIRO, iNews.id – Ada kejutan yang menghiasi ajang Piala Afrika 2019. Di akhir kejuaraan, gelandang muda Aljazair yang tengah diincar AC Milan, Ismael Bennacer dinobatkan sebagai pemain terbaik mengalahkan kompatriotnya, Riyad Mahrez.
Pengumuman tersebut dikeluarkan panitia setelah Aljazair bemenjadi juara usai menang tipis 1-0 atas Senegal, pada partai final di Kairo International Stadium, Sabtu (20/7/2019) dini hari WIB.
Secara statistik, Mahrez memang lebih mentereng karena berhasil mencetak tiga gol sepanjang turnamen. Pemain Manchester City itu menjadi menjadi yang tersubur kedua bersama rekan setimnya Adam Ounas, serta Cedric Bakambu (Kongo) dan Sadio Mane (Senegal). Keempat pemain tersebut kalah dua gol dari mesin gol Nigeria, Odion Ighalo.
Mahrez juga menjabat sebagai kapten tim Aljazair. Wajar rasanya jika banyak pihak memprediksinya bakal meraih penghargaan pemain terbaik. Namun nyatanya, takdir berkata lain.
Soal mencetak gol, Bennacer memang masih kalah dari Mahrez. Tapi kontribusinya untuk tim berjuluk El Khadra itu tak boleh dipandang sebelah mata. Sepanjang kejuaraan, pemuda 21 tahun itu selalu dipercaya menjadi starter pada enam pertandingan dari fase grup hingga final.
Pemain didikan Arsenal itu tercatat mampu mengirimkan tiga assist, salah satunya untuk gol kemenangan Aljazair atas Senegal di final yang diciptakan Baghdad Bounedjah kala pertadingan baru bergulir dua menit.
Kini, Bennacer menjadi pemain kedua Aljazair yang berhasil menyabet penghargaan pemain terbaik Piala Afrika setelah Rabah Madjer di edisi 1990. Kala itu, Aljazair juga berhasil kampiun di negara sendiri usai mengandaskan Nigeria 1-0.
Pesona mentereng Bennacer membuat Milan ngebet merekrutnya ke San Siro. Demi memboyongnya, I Rossoneri dikabarkan rela menggelontorkan 16 juta euro (Rp253 miliar), plus bonus 1 juta euro (Rp15 miliar).
Bennacer memperkuat Empoli sejak 2017/2018 dan berjasa mengantarkan klub tersebut promosi ke Serie A. Di liga kasta tertinggi Italia itu musim lalu, dia tampil reguler 37 kali dan membawa klub berjuluk Gli Azzurri tersebut terhindar dari degradasi usai finis di peringkat ke-18.