MANCHESTER, iNews.id – Pelatih Manchester United (MU) Jose Mourinho membantah ada masalah sikap para pemain timnya yang membuat mereka tersingkir di Liga Champions musim ini.
Ya, Sevilla menembus perempat final Liga Champions untuk pertama kali sejak 1957/1958 berkat kemenangan 2-1 atas The Red Devils pada leg kedua 16 besar, Rabu (14/3/2018) dini hari WIB. Klub Andalusia itu unggul agregat dengan skor serupa setelah pada laga pertama kedua tim berbagi skor 0-0.
Buruknya penampilan MU ditenggarai jadi penyebab mereka harus angkat koper dari turnamen antarklub paling elite di Benua Biru itu. Main di kandang sendiri, Lukaku dkk hanya melepas empat tembakan tepat sasaran dari 17 usaha yang mereka lakukan. Namun, Mourinho menolak anggapan bahwa skuatnya melakoni laga dengan cara salah.
“Para pemain benar-benar bebas dan kami memiliki situasi bagus. Kami tidak memiliki kontrol karena lawan memiliki kontrol, tapi saya tidak bisa mengatakan bahwa pemain saya memiliki kesalahan dalam sikap mereka,” ucap pelatih asal Portugal kepada BT Sport.
“Saya senang setiap pemain sedih dan mereka tidak menyembunyikan kesedihannya. Ini menyenangkan saya tapi kami tidak punya waktu untuk drama karena pada Sabtu (17/3/2018) kami memiliki pertandingan penting (melawan Brighton and Hove Albion di perempat final Piala FA),” tuturnya.
Wissam Ben Yedder jadi mimpi buruk MU di pertandingan itu. Masuk pada menit ke-72 menggantikan Luis Muriel, striker Prancis itu hanya butuh dua menit di lapangan untuk menjebol gawang David de Gea.
Empat kemudian dia melakukannya melalui tandukannya. Dia menjadi pemain pengganti pertama yang mencetak dua gol ke gawang The Red Devils sepanjang sejarah Liga Champions. MU hanya bisa membalas sekali melalui Romelu Lukaku (84).
“Saya pikir gol pertama selalu penting dalam pertandingan ini, bukan hanya karena hasil leg pertama, tapi juga profil pertandingan ini. Kami mencoba menjadi agresif dan intens sejak awal dan rasanya seperti laga Liverpool akhir pekan lalu (saat MU menang 2-1 di Premier League),” Mourinho mengungkapkan.
Secara penguasaan bola tidak berbeda jauh, MU hanya unggul 51 persen berbanding 49 persen. Namun, kegagalan MU mencetak gol lebih dulu membuat segalanya menjadi sangat sulit buat tuan rumah.
“Kami tidak mencetak gol, mereka menahan bola, menjadi lebih percaya diri dengan bola dan mengendalikan permainan dengan baik,” Mourinho memaparkan.
“Tapi di babak pertama kami tidak memiliki masalah, memiliki peluang bagus di babak kedua. Mereka mencetak satu gol, dan dari situ semuanya menjadi lebih emosional dan sulit. Lalu, gol kedua membuatnya hampir tidak mungkin,” kata nakhoda yang membawa FC Porto dan Inter Milan juara di turnamen ini.