JAKARTA, iNews.id - Keefektifan CAPTCHA dipertanyakan karena bot mengungguli manusia dalam pengujian yang awalnya dirancang untuk membedakan antara komputer dan manusia.
Konsep CAPTCHA, singkatan Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart telah menjadi elemen penting di berbagai situs web sejak 1997. Namun, penelitian terbaru menggarisbawahi perubahan dalam dunia CAPTCHA karena komputer lebih unggul dalam memecahkan langkah keamanan ini.
Awalnya dikenali sebagai teka-teki huruf yang terdistorsi, CAPTCHA telah mengalami transformasi dengan diperkenalkannya reCAPTCHA oleh Google. Ini bertujuan untuk identifikasi pengguna yang lebih lancar.
Meskipun teknologinya telah beralih ke antarmuka yang lebih ramah pengguna, tapi tetap ada skenario berisiko tinggi. Pempimpin tim Universitas California, Irvine Gene Tsudik secara terbuka mengakui ketidakpuasan universal terhadap CAPTCHA.
Penelitian mereka menyelidiki 200 situs web populer, menggabungkan demografis yang beragam dari 1.000 orang. Hasil ini kemudian diadu dengan bot yang direkayasa untuk memecahkan CAPTCHA.
Temuan itu meresahkan. Manusia membutuhkan waktu 9-15 detik dengan tingkat akurasi 50-84 persen, sementara bot berhasil melakukannya dalam waktu kurang dari satu detik dengan tingkat akurasi 99,8 persen.
Anggota kunci tim peneliti Andrew Searles menegaskan tantangan berbasis gambar untuk membedakan manusia dari bot semakin tidak efektif. Sebaliknya, dia mengusulkan integrasi algoritme cerdas untuk membedakan interaksi asli dari keterlibatan otomatis.