HANOI, iNews.id - Layanan transportasi online Indonesia, Go-Jek dikabarkan tengah merambah pasar Vietnam. Menurut sumber Deal Street Asia, Go-Jek sedang dalam proses perekrutan staf di Vietnam untuk masuk ke negara tersebut.
Dilansir dari Autopro, Minggu (4/3/2017), dengan populasi 93 juta orang dan sekitar 45 juta pemilik sepeda motor, Vietnam dianggap sebagai pasar menarik dengan layanan ojek online. Ini juga merupakan pilihan yang baik dalam memperluas operasi di luar negeri, dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, dengan biaya yang jauh lebih murah.
Akhir tahun lalu, Go-Jek mengidentifikasi Filipina sebagai pasar luar negeri pertama di wilayah yang akan mereka operasikan. "Sebagian besar dari semua negara Asia Tenggara dipertimbangkan dalam tiga sampai enam bulan ke depan," kata perwakilan Go-Jek.
Sebelumnya, pendiri Go-Jek Nadiem Makarim mengumumkan rencana startup untuk beroperasi di empat negara anggota ASEAN lainnya. Namun, dia tidak menyebutkan nama dari empat negara yang mereka targetkan.
Jika rencana ini benar, Vietnam akan menjadi pasar ketiga Go-Jek. Di luar Indonesia, mereka juga memegang saham Pathao di Bangladesh.
Di Vietnam, Uber dan Grab sudah mulai mendominasi pasar panggilan mobil sementara beberapa unit domestik juga berpartisipasi di pasar. Viettel Group telah menandatangani perjanjian kerjasama strategis untuk membeli 30 persen saham di Gonow - secara resmi memasuki pasar panggilan online. Unit lain yang tersedia di pasaran termasuk 123Xe Vivu, Rada, iMove dan Go-ixe.
Go-Jek merambah pasar ini merupakan peluang bagus bagi mereka untuk bekerja sama dengan platform teknologi, seperti Go-Pay karena di Vietnam tidak ada unit seperti ini.
Secara finansial, Go-Jek memiliki potensi untuk melaksanakan rencana ekspansinya ke luar negeri. Dalam putaran pendanaan terakhir, mereka berhasil mengumpulkan USD1,5 miliar dengan total harga perusahaan ini USD5 miliar.