JAKARTA, iNews.id - Cahaya paling terang di langit bukan lagi milik bintang setelah satelit baru terlihat. Satelit itu adalah BlueWalker 3 yang dikenal seterang dua bintang paling terang di langit malam.
Prototipe satelit terlihat di langit Senin pagi, 2 Oktober, dan mencapai puncak kecerahan yang hampir sama dengan dua bintang paling terang di langit, Achernar dan Procryon.
Meskipun tidak konstan, kecerahan puncak BlueWalker 3 yang begitu tinggi telah menimbulkan kekhawatiran lain mengenai polusi cahaya keseluruhan yang dihasilkan oleh satelit serupa, sebagaimana dikutip dari BGR.
BlueWalker 3 adalah rangkaian seluas 64 meter persegi yang terlihat di langit gelap dan perkotaan. Meskipun satelit mungkin hanya terlihat di langit perkotaan saat berada tepat di atas kepala, konstelasi besar ini menimbulkan tantangan besar bagi astronomi berbasis darat, menghalangi potensi cahaya dari planet dan bintang yang mungkin coba diamati oleh para astronom.
Ini bukan pertama kalinya muncul kekhawatiran mengenai langit malam yang diterangi oleh satelit konstelasi besar. Sebelumnya juga sudah ada kekhawatiran mengenai pengaruh pengelompokan satelit dalam jumlah besar terhadap teleskop yang mengorbit seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Namun kekhawatiran tidak berakhir di situ. BlueWalker 3 sangat terang, tapi frekuensi radio yang digunakan untuk prototipe satelit dan yang akan datang juga sangat dekat dengan yang digunakan astronomi radio. Artinya, frekuensi tersebut dapat mengganggu pengamatan di darat.
Dikembangkan AST SpaceMobile, satelit baru diluncurkan pada September tahun lalu. Sekarang setelah berada di orbit dan terbuka sepenuhnya, satelit memantulkan sinar Matahari ke area yang luas. Kedekatan satelit dengan Bumi juga karena orbitnya yang rendah, sehingga membuat kecerahannya mengkhawatirkan.