JAKARTA, iNews.id - Game online semakin dikenal di kalangan generasi muda. Namun, game online atau bidang eSport masih memiliki stigma negatif di sebagian kalangan orangtua.
Tak sedikit para orangtua yang menganggap hiburan seperti game online, adalah aktivitas yang kurang bermanfaat dan bisa membuat kecanduan. Seperti disampaikan Arsya, Project Manager Yamisok Tech Indo, stigma negatif game online dan eSports di masyarakat ini memang nyata.
“Stigma negatif eSports pasti sangat banyak, saya pribadi misalnya tiap event yang akademis itu pasti berbenturan dengan tenaga pendidik di sana. Stigma seperti ‘ngapain sih main games’, ‘main games merusak, dan lain-lain itu ada,” ujar Arsya, dikutip dari Podcast Aksi Nyata “Ini Profesi Seputar eSport x Anak Millenial!”, di kanal Youtube Partai Perindo, Sabtu (19/3/2022).
Tapi seiring digitalisasi yang semakin modern saat ini, Arsya menyebut perkembangan industri game online atau eSports secara umum semakin berkembang pesat, terutama di tengah pandemi.
“Sekarang game online atau eSports sangat berkembang pesat, terutama di tengah pandemi. eSports jadi salah satu industri yang enggak terdampak karena pandemi Covid-19,” ujarnya.
Merujuk pada data user activity di Yamisok Tech Indo, Arsya membeberkan selama kurun waktu pandemi Covid-19, justru aktivitas pengguna game online melesat hingga 120 persen.
“Dari user activity di Yamisok, kita melihat ada kenaikan 120 persen selama pandemi. Padahal sebelum masa pandemi, kenaikannya itu paling 10 sampai 20 persen,” tutur Arsya.