JAKARTA, iNews.id - Permasalahan sampah masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan. Startup Jangjo yang berfokus pada solusi pengelolaan sampah mengimplementasikan strategi dan teknik dengan bantuan teknologi.
Laporan Plastic Waste Markers Index pada 2021 menyebutkan dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah per tahun. Di beberapa negara, persoalan ini diperparah ketidakpastian tempat pemrosesan akhir (TPA) yang memicu deretan masalah.
Berkaca dengan adanya masalah itu, startup pengolahan sampah memperkenalkan Jangjo Zero Waste Integrated (JOWI) System. Sistem ini dirancang untuk mendukung sistem desentralisasi pengolahan sampah di perkotaan karena membutuhkan area lebih sedikit.
Sistem JOWI membutuhkan 3.000 m2 untuk pengelolaan sampah campur 6.000 ton per bulan menjadi habis. Dibandingkan sistem konvensional, dibutuhkan area pengelolaan sampah seluas 10.000 m2.
"JOWI mendukung penuh sirkular ekonomi, di mana semua sampah akan diproses menjadi barang bernilai baik Refuse Derived Fuel (RDF) atau Solid Recovered Fuel (SRF), serta energi lain. Kami juga menggunakan adaptive system di mana teknologi yang digunakan menyesuaikan dengan jenis sampah yang ada," kata Co-Founder & Coo Jangjo Eki Setiadi.