MENLO PARK, iNews.id - Di tengah pandemi virus korona (Covid-19) di ratusan negara di dunia, banyak kabar bohong atau hoaks yang beredar di internet terkait virus baru tersebut. Tak hanya di media sosial, tetapi juga melalui aplikasi chatting seperti WhatsApp.
Berbeda dengan media sosial, di mana lebih mudah untuk melacak asal posting di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, namun itu sulit dilakukan pada platform terenkripsi seperti WhatsApp.
Demi mencegah penyebaran hoaks terkait virus korona, WhatsApp memperkenalkan batas baru pada penerusan pesan (forward). Kini, Anda hanya dapat meneruskan pesan pada satu obrolan saja. Batas itu dimulai setelah pesan tersebut telah diteruskan lebih dari lima kali.
Meski WhatsApp tidak dapat membaca konten pesan Anda, tetapi melalui metadata, aplikasi chatting terpopuler tersebut dapat menghitung berapa kali pesan tertentu telah diteruskan.
Pada tahun 2018, WhatsApp mulai memberi label pada pesan yang diteruskan, dan memperkenalkan batasan jumlah orang yang dapat Anda kirimi pesan sekaligus.
“Kami percaya sangat penting untuk menghambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat yang tepat untuk menjalin percakapan personal,” tulis WhatsApp dalam pernyataan resminya seperti dikutip dari The Next Web, Selasa (7/4/2020).
Selain itu, perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 20 pemerintah di seluruh dunia untuk memberikan informasi akurat tentang COVID-19.