10 Hewan yang Ternyata Bangkit dari Kepunahan, Nomor 5 Telah Hidup Sejak Zaman Dinosaurus

Punta Dewa
Hewan yang ternyata bangkit dari kepunahan. Takahe (Foto: Biology Online)

JAKARTA, iNews.id - Terdapat sejumlah hewan yang ternyata bangkit dari kepunahan. Dampak dari aktivitas manusia yang merusak ekosistem dan melakukan perburuan ilegal, beberapa spesies hewan mengalami kepunahan. 

Selain itu, ada juga hewan-hewan yang sebelumnya diprediksi telah punah, namun ditemukan kembali setelah bertahun-tahun dalam keadaan hidup! Berikut 10 hewan hewan yang ternyata bangkit dari kepunahan. 

Hewan yang Ternyata Bangkit dari Kepunahan

1.Takahe

Di Selandia Baru terdapat banyak binatang endemik yang unik, salah satunya adalah takahe (Porphyrio hochstetteri). Pada tahun 1851, burung ini dianggap telah punah, namun pada tahun 1948, Geoffery Orbell menemukan kembali takahe saat memimpin ekspedisi di Pegunungan Murchison di Fiordland.

Sayangnya, populasi burung takahe pada tahun 2011-2012 diperkirakan hanya tinggal 276 ekor saja. Burung takahe menghadapi ancaman dari iklim yang dingin dan persaingan makanan dengan rusa merah. Saat ini, para ilmuwan terus berupaya keras untuk meningkatkan jumlah populasi burung ini.

2. Ikan Coelacanth

Ikan coelacanth memiliki penampilan seperti ikan purba. Para ahli paleontologi sebelumnya menganggap bahwa ikan ini telah punah sekitar 66 juta tahun yang lalu pada zaman kapur akhir.

Namun, pada tahun 1938, ikan coelacanth tiba-tiba ditemukan dalam jaring nelayan di Afrika Selatan. Kemunculan ikan ini tentu menyenangkan para ilmuwan.

3. Serangga tongkat Pulau Lord Howe

Serangga yang dikenal dengan nama latin Dryococelus australis ini terkenal karena warnanya yang hitam legam dan ketidakmampuannya untuk terbang. Pada mulanya, serangga ini berasal dari Pulau Lord Howe, suatu pulau terisolasi dan berbatu di dekat pesisir Australia.

Serangga ini dianggap punah pada tahun 1920, namun kemudian ditemukan kembali pada tahun 2001. Penemuan ini dilakukan dengan cara yang unik. Para peneliti menemukan koloni serangga ini di bawah sebuah pohon, dengan jumlah koloni sebanyak 24 ekor serangga.

Penemuan ini sangat menggembirakan dan segera diambil tindakan konservasi. Pada tahun 2016, Kebun Binatang Melbourne berhasil menetaskan sekitar 13.000 telur serangga ini.

4. Ular malam Clarion

Pada tahun 1936, seorang naturalis terkenal bernama William Beebe menemukan ular dengan nama latin Hypsiglena unaocularus untuk pertama kalinya saat melakukan kunjungan ke pulau Clarion di Meksiko.

Beebe kemudian memasukkan ular tersebut ke dalam toples dengan maksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Namun, saat kunjungannya yang kedua ke pulau Clarion, Beebe tidak berhasil menemukan ular tersebut.

Kejadian ini kemudian dianggap sebagai kesalahan dalam penamaan dan akhirnya ular tersebut dilupakan. Tim herpetologis yang dipimpin oleh Dr. Daniel Mulcahy melakukan penelitian untuk menemukan spesies ular tersebut pada tahun 2013.

Akhirnya, mereka berhasil menemukan 11 ular yang sesuai dengan deskripsi yang ditulis oleh Beebe pada tahun 1936. Ternyata, ular tersebut tidak benar-benar punah!

5. Cuban solenodon

Tahukah Anda bahwa Cuban solenodon telah hidup sejak zaman dinosaurus? Ketika dinosaurus punah akibat tumbukan asteroid dengan Bumi, hewan yang mirip tikus ini berhasil bertahan dan tetap hidup! 

Sayangnya, habitat Cuban solenodon mengalami degradasi pada pertengahan abad ke-20, seperti yang disebutkan di laman Ranker.

Tidak lama setelah itu, pertumbuhan anjing dan kucing yang semakin meluas mengancam populasi hewan ini. Kemudian, pada tahun 1970-an, para ahli meyakini bahwa mamalia ini telah mengalami kepunahan.

Setelah puluhan tahun dianggap punah, hewan ini akhirnya ditemukan kembali pada tahun 2003 oleh para peneliti! Saat ini, sedang dilakukan upaya konservasi untuk melindungi Cuban solenodon agar dapat selamat.

6. Tokek jambul Kaledonia Baru

Pulau Kaledonia Baru, yang terletak di lepas pantai Australia, memiliki banyak spesies unik. Salah satu hewan yang hidup di sana adalah tokek jambul Kaledonia Baru. 

Tokek ini awalnya ditemukan pada tahun 1866 oleh Alphone Guichenot, seorang pakar hewan dari Prancis. Namun, kemudian tokek ini 'hilang' dan dianggap punah.

Berita baiknya, tokek ini berhasil ditemukan kembali pada tahun 1994 oleh sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Robert Seipp, sebagaimana dijelaskan di laman Ranker.

Setelah penemuan itu, para ilmuwan mulai melakukan upaya pembiakan yang serius untuk meningkatkan jumlah populasi tokek ini. Ancaman terbesar bagi tokek jambul Kaledonia Baru adalah serangan semut api (Wasmannia auropunctata).

7. Tikus batu Laos

Tikus batu Laos, yang memiliki nama latin Laonastes aenigmamus, berasal dari Laos. Namun, tikus batu Laos juga ditemukan di negara tetangganya seperti Thailand dan Myanmar. 

Tikus batu Laos ditemukan pertama kali di pasar di Thakhek, Khammouan pada tahun 1996 dan kemudian dijual sebagai makanan. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Paulina Jenkins pada tahun 2005. 

Meskipun dikategorikan sebagai tikus, bentuknya lebih mirip tupai, terutama dengan ekor yang panjang dan tebal.

Editor : Komaruddin Bagja
Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal