JAKARTA, iNews.id - Ada lima temuan ilmuwan yang membuktikan adanya Tuhan. Banyak orang di seluruh dunia percaya pada keberadaan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi yang ada di luar diri kita.
Namun, dalam sains dan ilmu pengetahuan, tidak ada konsensus yang jelas tentang keberadaan Tuhan. Meskipun begitu, ada beberapa temuan dan argumen yang mendukung pandangan bahwa keberadaan Tuhan bisa terbukti melalui ilmu pengetahuan.
Blaise Pascal adalah filsuf Prancis dari abad ke-17 yang teorinya soal Tuhan membuka pintu ke berbagai macam teori peluang. Teori itu bernama 'Taruhan Pascal' atau Pascal's Wager. Teori ini menyatakan bila memercayai keberadaan Tuhan adalah hal terbaik dan bermanfaat bagi manusia.
Bila kita disuruh mempertaruhkan hidup kita untuk percaya adanya Tuhan, jika salah pun kita nggak akan mendapat apa-apa alias nothing to lose. Di sisi lain, bila dalam hidup kita memutuskan untuk nggak percaya pada Tuhan, bila kita benar dan Tuhan tidak ada, kita juga nggak mendapat apa-apa. Sebaliknya, bila kita salah dan Tuhan benar-benar ada, maka neraka menanti kita. Pilih mana?
Francis S. Collins M.D. & Ph.D, Ketua Proyek Penelitian Gen Manusia di tahun 2007 lalu menyatakan bila DNA manusia menyimpan bukti keberadaan Tuhan. Dr. Collins mengungkapkan bila DNA adalah bahasa Tuhan, dan perwujudan dari rencana Tuhan yang juga bagian dari alam.
Gen manusia memang sangat kompleks dengan bagian data mencapai miliaran. Hal seperti ini tentu lahir berkat desain panjang dari 'sesuatu' yang sangat hebat di luar jangkauan intelegensi manusia. Lebih lanjut, ada beberapa pertanyaan dari Dr. Collins yang menguatkan argumennya, antara lain 'Apa arti hidup?', 'Siapa yang memulai alam semesta?', dan tentu saja 'Siapa sosok hebat yang mampu menciptakan DNA yang sangat rumit itu?'.
Leonhard Euler adalah matematikawan sekaligus fisikawan terkemuka dari Swiss. Pria yang lahir tanggal 15 April 1707 ini sangat tertarik dengan kalkulus, optik, dan astronomi. Euler dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pemeluk agama yang taat.
Hal ini dibuktikan dengan kemenangannya mengalahkan filsuf atheis dari Prancis, Denis Diderot, di sebuah argumen soal keberadaan Tuhan. Euler memenangkan adu opini dengan memaparkan rumus "{a+b"n}/{n}=x" untuk menjelaskan keberadaan Tuhan. Sayangnya belum ada penjelasan secara detail dari rumus ini.
Selain Euler, Kurt Friedrich Godel, matematikawan asal Amerika yang lahir di Austria, juga menelurkan 'Teorema Tidak Lengkap' yang menegaskan keberadaan Tuhan. Teori ini kemudian berkembang dengan dua bagian utama, yakni 'kebutuhan' dan 'peluang'.
Berdasarkan penelitian Universitas Stanford, teori Godel menyatakan bila Tuhan adalah zat yang paling agung dan ada di setiap pemikiran manusia. Nah, secara otomatis kita memercayai adanya Tuhan bila kita yakin di luar sana ada zat lebih hebat dari apapun. Oleh sebab itu, keberadaan Tuhan bisa dikatakan absolut.
Tahun 2008 jadi tahun penderitaan sekaligus 'pencerahan' bagi Dokter Bedah Saraf dari Universitas Harvard, Eben Alexander III. Ketika itu Alexander mengalami koma selama satu minggu setelah terjangkit infeksi meningitis parah. Bahkan, tim dokter mengatakan bila seandainya Alexander selamat, otaknya akan mengalami kerusakan permanen.
Namun, Alexander justru kemudian bangun dan nggak mengalami masalah kesehatan berarti. Selama koma, Alexander mengaku mengunjungi surga yang dipenuhi kerabat yang sudah meninggal.
Dari kalim Alexander, hal itu bisa dilakukan karena hanya otak 'primitif’nya yang bekerja mengingat bagian otak untuk berpikir terserang meningitis. Kerja bagian otak paling primitif dan kondisi nyaris mati ini yang diyakini sebagai kunci untuk mengintip surga.