LONDON, iNews.id - Peneliti Inggris telah berkolaborasi dengan NASA untuk mengambil gambar Matahari beresolusi tinggi yang pernah ada. Gambar tersebut memberikan para astronom pemahaman yang lebih baik tentang Matahari.
Gambar Matahari beresolusi tinggi yang dianalisis para peneliti di University of Central Lancashire (UCLan) dan kolaborator dari Marshall Space Flight Center NASA memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai atmosfer kompleks Matahari. Hingga sekarang, bagian-bagian tertentu dari atmosfer Matahari tampak gelap atau sebagian besar kosong.
Kendati demikian, gambar baru telah mengungkapkan bagian itu sebenarnya berisi untaian gas listrik panas yang lebarnya sekitar 500 km. Gambar yang sangat tajam diambil oleh teleskop NASA High-Resolution Coronal Imager (Hi-C), dibawa ke luar angkasa pada penerbangan roket sub-orbital.
Teleskop dapat memilih struktur di atmosfer Matahari dengan ukuran sekecil 70km atau 0,01 persen dari ukuran totalnya. Meskipun penyebab untaian masih belum jelas, debat ilmiah sekarang akan fokus pada mengapa mereka terbentuk dan bagaimana kehadiran mereka membantu astronom memahami letusan semburan dan badai Matahari yang dapat memengaruhi kehidupan di Bumi.
Profesor fisika Matahari di UCLan Robert Walsh mengatakan, gambar-gambar itu memberikan pandangan sekilas tentang Matahari untuk pertama kalinya. “Sampai sekarang, para astronom Matahari telah secara efektif melihat bintang terdekat kita dalam definisi standar. Sedangkan kualitas luar biasa dari data yang disediakan oleh teleskop Hi-C memungkinkan kita mensurvei sepetak Matahari dalam ultra-high definition (ultra HD),” katanya yang dikutip dari Metro, Sabtu (11/4/2020).
Sementara itu, seorang peneliti postdoctoral di UCLan yang bekerja pada data Hi-C Tom Williams mengatakan gambar akan membantu memberikan pemahaman yang lebih besar tentang bagaimana Bumi dan Matahari saling terkait satu sama lain.
“Ini adalah penemuan yang menarik yang bisa lebih baik menginformasikan pemahaman kita tentang aliran energi melalui lapisan Matahari dan akhirnya turun ke Bumi itu sendiri. Ini sangat penting jika kita ingin membuat model dan memprediksi perilaku bintang pemberi kehidupan kita,” ujarnya.