JAKARTA, iNews.id - Misi antariksa China semakin meningkat. Administrator NASA Bill Nelson tak khawatir China akan mengalahkan Amerika Serikat (AS) dalam mengembalikan astronot ke Bulan.
China dan AS mempunyai rencana mendaratkan astronot di Bulan sebelum dekade ini berakhir. Perlombaan antariksa ini pun kembali menjadi sorotan.
"Itu faktanya. Kita sedang berada dalam perlombaan luar angkasa. Memang benar, kita sebaiknya berhati-hati agar mereka tidak sampai ke suatu tempat di Bulan dengan kedok penelitian ilmiah," kata Nelson dalam wawancara pada 2023.
Nelson tampaknya tidak lagi percaya “perlombaan” ini dapat dimenangkan China. Dalam telekonferensi media pada 9 Januari 2024, bos NASA mengumumkan badan antariksa AS sekarang menargetkan September 2026 untuk misi Artemis 3, di mana mendaratkan awak di permukaan Bulan.
Menanggapi pertanyaan tentang jadwal China selama telekonferensi, Nelson menepis kekhawatiran AS akan kalah dalam perlombaan untuk mengembalikan manusia ke Bulan.
“Saya tidak punya kekhawatiran China akan lebih dulu menguasai kita. Saya pikir China mempunyai rencana yang sangat agresif. Saya pikir mereka ingin mendarat sebelum kita, karena hal itu mungkin membuat mereka melakukan kudeta. Namun faktanya adalah saya tidak berpikir mereka akan melakukannya," ujarnya sebagaimana dikutip dari Space.com.
Sementara itu, China bertujuan menempatkan awak astronot (atau taikonaut, sebutan bagi awak ruang angkasa negara tersebut) di Bulan pada 2030. Baik Amerika Serikat maupun China sama-sama ingin mencapai kutub selatan Bulan, sebuah wilayah yang diperkirakan kaya akan air es.