JAKARTA, iNews.id - Pesawat luar angkasa SpaceX Cargo Dragon yang tidak berawak jatuh di lepas pantai Florida. Pesawat baru kembali dari International Space Station (ISS) dengan berbagai eksperimen ilmiah di dalamnya.
Pesawat itu jatuh di dekat Cape Canaveral pada pukul 14.53 ET Sabtu (20/8/2022), mengakhiri misi kargo ke-25 ISS yang dilakukan SpaceX. Cargo Dragon dilepas dari modul Harmony ISS pada pukul 11.00 ET pada Jumat (19/8/2022), melakukan perjalanan kembali ke Bumi sepanjang hari dan semalaman sebelum tiba pada Sabtu sore.
Dragon telah berada di ISS selama sekitar satu bulan, tiba pada Sabtu, 15 Juli, membawa lebih dari 4.000 pon penelitian sains dan persediaan untuk kru ISS. Dalam perjalanannya kembali, pesawat ruang angkasa kembali membawa sekitar 4.000 pon kargo kembali ke Bumi, termasuk hasil berbagai eksperimen ilmiah yang telah dilakukan di stasiun luar angkasa.
Di antara barang-barang yang dibawa kembali ke Bumi adalah bagian dari pakaian antariksa atau Extravehicular Mobility Unit, setelah insiden Maret tahun ini di mana kebocoran menyebabkan air menggenang di dalam helm astronot Badan Antariksa Eropa Matthias Maurer selama perjalanan ruang angkasa.
NASA meyakinkan publik Maurer tidak dalam bahaya dari air. Tapi, insiden itu menyebabkan penangguhan perjalanan ruang angkasa sehingga masalah tersebut dapat diselidiki. Menurut NASA, bagian dari pakaian antariksa yang dikenakan Maurer telah dikembalikan ke pesawat ruang angkasa Dragon untuk analisis lebih lanjut dan untuk mengatasi kemungkinan perbaikan yang mungkin diperlukan.
“Para kru tetap dalam kesehatan yang baik, melanjutkan aktivitas mereka di stasiun, dan tidak ada rencana perjalanan ruang angkasa segmen operasi AS dalam waktu dekat," ujarnya sebagaimana dikutip dari Digital Trends.
Item lain di Dragon termasuk hasil penyelidikan tentang bagaimana berbagai bahan dan komponen tahan terhadap lingkungan orbit, termasuk suku cadang untuk pesawat ruang angkasa masa depan dan proteksi radiasi yang dapat dipakai, serta sistem pendingin pakaian antariksa dan eksperimen menggunakan "tinta bio" untuk membuat plester yang terbuat dari sel pasien sendiri jika mereka terluka di stasiun.