JAKARTA, iNews.id - Bumi akan dihiasi fenomena alam hujan meteor Lyrid pada April 2020. Puncak hujan meteor akan terjadi pada 21 hingga 22 April 2020.
Dilansir dari laman Telegraph, Senin (6/4/2020), hujan meteor akan terlihat di belahan Bumi utara dan selatan. Kemudian, para pengamat akan melihat 18 meteor per jam selama puncaknya. Meteor Lyrid biasanya seterang bintang-bintang di Biduk, tapi beberapa di antaranya jauh lebih terang bahkan dari Venus.
Hujan meteor terjadi saat jejak benda langit itu terbakar dan gas terionisasi saat memasuki atmosfer Bumi. Akibatnya, membuat meteor menciptakan cahaya yang terlihat melesat melintasi langit malam.
Penampakan paling awal dari hujan meteor Lyrid adalah 2.700 tahun yang lalu. Fenomena tersebut juga merupakan hujan meteor tertua yang pernah diketahui.
Pada 687 SM, China kuno mengamati meteor dan mencatatnya dalam kronik Zuo Zhan kuno yang berbunyi, ‘Pada bulan ke-4 di musim panas di tahun xin-mao (tahun ke-7 Raja Zhuang dari Lu), pada malam hari, (langit begitu cerah sehingga beberapa bintang tetap menjadi tidak terlihat (karena hujan meteor) di tengah malam, bintang-bintang jatuh seperti hujan.”
Era sejarah China itu sesuai dengan apa yang sekarang disebut Periode Musim Semi dan Musim Gugur (sekitar 771 hingga 476SM). Pengamat Amerika melihat ledakan hampir 100 meteor Lyrid per jam pada 1982. Sekitar 100 meteor per jam terlihat di Yunani pada 1922 dan dari Jepang pada 1945.