Fosil Dinosaurus di Mesir Ungkap Hubungan Afrika dan Eropa

Dini Listiyani
Ilustrasi Dinosaurus (Foto: Carnegie Museum of Natural History)

CALIFORNIA, iNews.id - Fosil dinosaurus berleher panjang, yang sekitar 80 juta tahun lalu tinggal di Afrika, baru ditemukan di Mesir. Penemuan dinosaurus di Mesir itu tentu akan membawa wawasan baru untuk para peneliti.

Fosil dinosaurus yang berasal dari periode Late Cretaceous telah diidentifikasi sebagai spesies baru,  Mansourasaurus shahinae. Makhluk prasejarah ini milik keluarga Titanosauria, sekelompok sauropoda yang menghuni Bumi selama periode Cretaceous dan dinosaurus besar yang pernah berjalan di Bumi.

Fosil ditemukan oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Dr Hesham Sallam dari Department of Geology at Mansoura University di Mansoura, Mesir.

"Penemuan dan ekstrasi Mansourasaurus merupakan pengalaman yang luar biasa bagi tim MUVP. Sangat mengasyikan bagi murid-murid saya untuk menemukan tulang demi tulang karena setiap elemen baru yang kami temukan membantu mengungkap siapa dinosaurus raksasa ini," kata Sallam, dikutip iNews.id dari IBTimes, Rabu (31/1/2018).

Ahli paleontologi terkejut menemukan kerangka dinosaurus diawetkan dengan sempurna, termasuk tengkorak, rahang bawah, tulang belakang, tulang rusuk, sebagian besar bahu dan kaki depan, serta bagian dari kaki belakang dan potongan piring dermal.

Sementara itu, Dr Eric Gorscak, seorang ilmuwan penelitian postdoctoral di The Field Museum dan penulis yang berkontribusi dalam penelitian ini menyebutkan, sebagai penemuan kritis untuk paleontologi Mesir dan Afrika.

"Afrika tetap menjadi tanda tanya besar dalam hal hewan yang tinggal di darat pada akhir era dinosaurus. Mansourasaurus membantu kita mengatasi pertanyaan lama tentang catatan fosil dan paleobiologi Afrika, hewan apa yang tinggal di sana, dan spesies hewan apa yang paling erat kaitannya," ujar Gorscak.

Fosil dinosaurus juga mengungkap hubungan antara dinosaurus di Afrika dan Eropa. Selama periode Cretaceous, Bumi terlihat sangat berbeda dari saat ini.

Sebelum periode Cretaceous, planet Bumi hanya memiliki satu benua raksasa. Namun selama periode Cretaceous, supercontinent Pangea masif mulai pecah, sehingga memicu pergeseran geologi besar dan dramatis dalam sejarah planet Bumi.

Hingga saat ini, ilmuwan masih belum yakin, seberapa baik Afrika terhubung ke Eropa dan apakah hewan Afrika berpisah dari tetangga mereka. Namun, fosil dinosaurus yang baru ditemukan telah membantu menjawab beberapa pertanyaan ini.

Menurut Sallam, dinosaurus lebih dekat terkait dengan dinosaurus di Eropa dan Asia dibandingkan di Amerika Selatan atau Afrika bagian selatan. "Dinosaurus terakhir di Afrika tidak sepenuhnya terisolasi, bertentangan dengan yang diusulkan beberapa orang di masa lalu," jelas Gorscak.

"Masih ada koneksi ke Eropa," kata Gorscak.

National Science Foundation's (NSF)  bersama dengan Mansoura University, the Jurassic Foundation, the Leakey Foundation, the National Geographic Society/Waitt Foundation mendanai studi baru. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Ecology&Evolution.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Internasional
10 hari lalu

Amerika Masukkan Organisasi Cabang Ikhwanul Muslimin Timur Tengah sebagai Teroris

Internasional
1 bulan lalu

Hamas Setuju Serahkan Pemerintahan Gaza ke Kelompok Teknokrat

Nasional
2 bulan lalu

Pulang dari Mesir, Prabowo Langsung Rapat bareng Menteri

Nasional
2 bulan lalu

Prabowo Tegaskan RI Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal