JAKARTA, iNews.id - Astranis, perusahaan luar angkasa kecil berbasis di San Francisco menghadirkan konektivitas internet ke area kurang terlayani. Satelit Astranis pertama sekarang ada di luar angkasa.
Satelit Astranis dibangun di atas teknologi yang dikembangkan sendiri dan relatif kecil. Yang paling penting, biayanya lebih rendah dibanding perusahaan luar angkasa lainnya seperti SpaceX.
Desain next-gen perusahaan mempunyai bobot hanya 400 kg dan menggunakan muatan software yang ditentukan untuk komunikasi radio. Satelit 1 meter kali 1 meter dirancang bekerja di orbit geostasioner. Artinya, pesawat ruang angkasa mengikuti arah rotasi Bumi dan tampak tidak bergerak bagi pengamat darat.
Astranis meluncurkan Arcturus, satelit pertamanya, awal bulan ini dengan roket Falcon Heavy. Beberapa jam kemudian, muatan berhasil dikerahkan di orbit dengan melebarkan "sayap" (yaitu panel surya) dan reflektor, sebagaimana dikutip dari TechSpot.
Perusahaan berhasil mendapatkan kendali atas satelit, mengirimkan perintah dan pembaruan untuk perangkat lunak kontrol penerbangan, dan menyesuaikan orbit satelit untuk menempatkannya pada posisi geostasioner di atas Alaska.