NEW YORK, iNews.id - Fisikawan teoritis Stephen Hawking tutup usia di usia 76 tahun. Kepergian Hawking sendiri dikonfirmasi oleh anak-anaknya.
Semasa hidupnya, Hawking mengabdikan dirinya untuk sains, khususnya tentang luar angkasa. Profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge ini menjadi terkenal sejak menulis buku berjudul 'A Brief History of Time'.
Sebagai salah satu penerus Isaac Newton sebagai Profesor Matematika Lucasian, Hawking terlibat dalam mencari tujuan besar fisika, yakni 'unified theory'. Teori semacam itu akan menyelesaikan kontradiksi antara Teori Relativitas Umum Einstein, yang menggambarkan hukum gravitasi yang mengatur gerak benda besar, seperti planet dan teori Mekanisme Kuantum, yang berhubungan dengan dunia partikel sub-atomik.
Bagi Hawking, pencarian itu hampir merupakan pencarian religious. Dia mengatakan, menemukan theory of everything akan memungkinkan manusia untuk mengenal pemikiran Tuhan, sebagaimana dikutip iNews.id dari The San Diego Union Tribune, Rabu (14/3/2017).
Namun di tahun-tahun berikutnya, dia menyarankan unified theory mungkin tidak ada. Dia menindaklanjuti, 'A Brief History of Time' pada 2011 dengan sekuel yang lebih mudah diakses, 'The Universe in a Nutshell', memperbarui pembaca mengenai konsep seperti gravitasi super, naked singularities, dan kemungkinan alam semesta 11 dimensi.
Hawking mengatakan, kepercayaan kepada Tuhan yang campur tangan di alam semesta untuk memastikan orang baik menang atau mendapat imbalan di kehidupan selanjutnya adalah angan-angan.
"Tapi, kita tidak bisa tidak mengajukan pertanyaan, ‘Mengapa alam semesta ada?’ "Saya tidak tahu cara operasional untuk memberikan pertanyaan atau jawaban, jika ada, sebuah makna, tapi ini mengganggu saya," katanya pada 1991.
Selain karena teori tentang keberadaan Tuhan dan gravitasi kuantum, Hawking juga terkenal karena wawasannya terkait dengan black hole. Semasa hidupnya, Hawking dikenal memiliki cara bicara yang unik saat menjalani hidupnya di kursi roda.