JAKARTA, iNews.id - NASA segera meminta pensiunan astronot untuk melayani sebagai komandan misi di semua penerbangan pribadi ke International Space Station (ISS). Kebijakan dimaksudkan meningkatkan keselamatan penumpang dan mengurangi ketegangan pada operasi ISS yang ada.
Mantan astronot akan memberikan panduan berpengalaman untuk astronot pribadi selama persiapan pra-flight melalui pelaksanaan misi. Sejumlah perubahan juga berdampak pada wisatawan antariksa itu sendiri, termasuk standar media baru untuk astronot swasta, lebih banyak waktu tunggu untuk proyek penelitian swasta, perubahan pada kebijakan pengembalian kargo dan waktu tambahan bagi astronot swasta untuk menyesuaikan diri dengan microgravity.
Menurut pemberitahuan itu, perubahan baru adalah hasil dari "pelajaran yang dipetik" pada penerbangan Axiom Space April lalu, di mana penumpang membayar masing-masing 55 juta dolar AS untuk terbang pada misi astronot pribadi pertama ke ISS.
Menurut wawancara dengan astronot setelah kembalinya misi, perjalanan dua minggu yang sibuk - di mana penumpang juga mengerjakan penelitian mereka sendiri - merugikan kru ISS dan kru Axiom itu sendiri, sebagaimana dikutip dari Engadget.
Misi Ax-1 sebenarnya dipimpin oleh mantan astronot NASA — Michael López-Alegría, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Astronot di Axiom. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengawaki misi masa depan tanpa astronot profesional di kapal karena itu akan membebaskan ruang untuk penumpang tambahan, kata presiden Axiom Michael Suffredini pada konferensi pers awal tahun ini.
Menurut situs tersebut, kebijakan baru oleh NASA kemungkinan merupakan upaya untuk mencegah misi tanpa pengawasan tersebut. Saat ini, ada lebih dari 200 pensiunan astronot NASA yang masih hidup, Meskipun tidak diketahui seberapa banyak yang bersedia memimpin misi masa depan atau memenuhi persyaratan medis.
NASA sendiri berada di tengah kekurangan astronot - korpsnya saat ini yang terdiri dari 44 astronot adalah yang terkecil sejak 1970-an. Sebuah laporan agensi dari Januari mengatakan kurangnya astronot NASA yang bekerja dapat memperumit misi masa depan ke ISS dan bulan.