BEIJING, iNews.id - Huawei dan ZTE adalah penyedia peralatan teknologi telekomunikasi China terkemuka. Kedua perusahaan telah memperlambat pembangunan BTS 5G di China setelah larangan teknologi Amerika Serikat.
Pelarangan teknologi Amerika Serikat menyebabkan ketidakpastian mengenai rantai pasokan utamanya dalam waktu dekat. Huawei dan ZTE memiliki lebih dari 80 persen dari semua kontrak BTS di China.
Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan ini adalah bagian integral dari transisi negara tersebut ke generasi telekomunikasi seluler yang lebih baru. Selain itu, perlambatan infrastruktur 5G juga menandakan sanksi ekspor Amerika Serikat baru-baru mulai berdampak pada perusahaan-perusahaan China.
Kendati demikian, perlambatan ini juga disebabkan oleh strategi investasi operator China dengan 5G. Saat ini, Huawei dan ZTE sedang merancang ulang beberapa produk 5G mereka, sebagaimana dikutip dari Gizmo China, Jumat (21/8/2020).
Perancangan ulang ini dilakukan untuk menghapus suka cadang Amerika Serikat sebanyak mungkin. Menurut laporan dari Nikkei, kedua perusahaan telah memberitahu pemasok untuk memperlambat pengiriman produk terkait stasiun pangkalan 5G tertentu pada Juni 2020.
ZTE mengatakan kepada ZTE mengatakan kepada pemasok untuk memperlambat pengiriman pada Juni, dengan pesanan hampir terhenti pada Juli. Huawei juga menyatakan mereka mengubah beberapa desain dan mengganti peralatan tertentu yang digunakan dalam proses pembuatannya.
Selain itu, musim hujan yang melanda bagian selatan China, menyebabkan banjir, juga berkontribusi pada penundaan pemasangan BTS 5G di wilayah tersebut. Bagi mereka yang tidak menyadarinya, pemerintahan Trump menindak perusahaan China seperti Huawei dan ZTE, dengan sanksi baru-baru ini yang mencoba memutuskan suku cadang AS sepenuhnya dan mengganggu rantai pasokan mereka.