JAKARTA, iNews.id - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membawa internet meliputi daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) dan perbatasan. Salah satu upaya tersebut ialah meluncurkan satelit high-throughput (HTS).
Sebanyak 150.000 titik terestrial tercatat tidak bisa terjangkau menggunakan WiFi. Solusi ekonomis yang bisa diterapkan ialah adanya Satelit Multifungsi dengan teknologi high-throughput.
Dengan adanya Satelit Multifungsi ini, jumlah site 4G bisa menjadi lebih banyak. Persiapan untuk proyek Satelit Multifungsi ini baru sampai tahap prakualifikasi.
"Kemarin kita baru mulai prakualifikasi untuk memilih kemampuan keuangan dan teknis dari setiap peserta. Targetnya pengumuman pemenang itu di akhir Desember 2018 sudah ketahuan siapa yang berhak mendapatkan proyek ini," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Anang Latif di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Untuk skemanya sendiri, kata Latif, tidak jauh berbeda dengan Palapa Ring. Hanya saja pemenangnya satu, bukan tiga paket seperti Palapa Ring.
Pemerintah rencanya meluncurkan Satelit Multifungsi pada 2022. Untuk mengisi gap hingga 2022, BAKTI akan menyewa satelit yang sudah ada terlebih dulu.
Latif mengatakan belum menentukan satelit mana yang akan disewa. Namun, dia menegaskan satelit tersebut harus memiliki teknologi kecepatan tinggi seperti yang sedang dipersiapkan pemerintah saat ini.