JAKARTA, iNews.id - Tidak mudah mengolah destinasi di Indonesia menjadi kelas dunia seperti Bali. Dibutuhkan beberapa standar untuk memenuhi kriteria tersebut, seperti bandaranya harus memenuhi syarat kelas internasional.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, saat ini ada 10 destinasi baru yang akan dikembangkan untuk menjadi destinasi utama kelas dunia. Namun, memang tidak mudah dan butuh waktu lama. Percuma jika objek wisatanya bagus, tapi bandaranya belum kelas internasional.
"Misalnya Labuan Bajo. Wisatawan tidak mau datang jika bandaranya belum internasional. Wisatawan maunya ingin direct," ungkap Menpar Arief Yahya, ditemui iNews.id di sela-sela acara “Anugerah Pewarta Wisata Indonesia”, di Balairung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (11/12/2017).
Untuk urusan destinasi paling indah, Indonesia memiliki Toba. Ini adalah danau vulkanik yang terkenal di dunia. Makanya perlu untuk mendapatkan sertifikat UNESCO global geopark untuk menjadikan Toba sebagai destinasi kelas dunia.
Tak hanya Toba, destinasi lainnya adalah Belitung dan Labuan Bajo. Meski memiliki pantai terindah, daerah laskar pelangi ini belum bisa dijual ke luar negeri.
"Memang karya Andrea Hirata ini sudah difilmkan, tapi secara teknik belum bisa untuk mendunia. Makanya geopark dunia ini penting," jelasnya.
Jika ingin destinasi baru di Indonesia ini menjadi kelas dunia, maka airport dan mutu harus kelas dunia.
"Jika jualan Labuan Bajo, tapi airport-nya kurang, maka wisatawan tak mau datang. Sebanyak 70 persen wisatawan maunya direct. Jika tak ingin membuat bandara internasional di Labuan Bajo, maka ini akan sulit naik menjadi kelas dunia. Untuk Silangit, kini sudah mulai bandaranya," pungkasnya.