JAKARTA, iNews.id - Gunung Fatuleu merupakan daya tarik di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki keunikan berbeda. Gunung ini unik karena terbentuk dari bongkahan batu hitam.
Ya, masyarakat Kupang tentu sudah tak asing dengan nama Gunung Fatuleu. Salah satu gunung yang menawarkan pesona eksotis dari atas puncaknya.
Udara khas pegunungan dengan vegatasi yang masih hijau dan tumbuh sangat subur menambah kesan yang menarik dari gunung satu ini. Meskipun dinamakan dengan nama ‘gunung’ tempat ini sebenarnya adalah bukit, berupa batuan dengan ketinggian 1.111 Mdpl.
Untuk menikmati keindahan alam yang ada di sekitar Gunung Fatuleu, wisatawan dapat melwewati 1.500 anak tangga. Berada di puncaknya, Anda dapat mmelihat keindahan Pulau Timur dari ketinggian 875 mdpl.
Namun, di balik keindahan Gunung Fatuleu, ada berbagai cerita misterius yang dipercaya oleh masyarakat. Cerita tersebut berupa batu penunggu hingga tempat untuk bermeditasi.
Penasaran, ingin tahu seperti apa keunikan dari Gunung Fatuleu di Kupang, NTT? Berikut ulasannya dirangkum pada Senin (13/3/2023).
Gunung Fatuleu terletak sekitar 60 km arah timur Kota Kupang, tepatnya di Desa Nunsaen, Kecamatan Fatuleu Tengah. Gunung ini memiliki pemandangan alam yang indah dan dapat memanjakan mata para pengunjug. Berada di Gunung Batu ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan alam sekita. Bagi pencinta alam, Anda bisa camping atau melakukan panjat tebing.
Arti Nama Gunung Fatuleu adalah Keramat
Gunung dengan pesona yang eksotis ini, memiliki arti. Fatuleu adalah keramat. Menurut masyarakat setempat Fatu Leu dimaknai sebagai tempat berdoa pemilik alam atau Suan. Pada zaman dahulu, diceritakan di kawasan tersebut terdapat tiga batu dengan maknanya masing-masing. Tiga batu yang ada di puncak ini disebut Tuik Neno (batu Tuhan untuk doa), anak dari alam atau Askauana, dan raja alam atau Nua Leu Aso Oko.
Sebagian orang melihat bentuk dari gunung batuan ini layaknya seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Terdiri dari gunung batu kecil (Fatu Skau Ana atau batu gendong anak) dan batu besar (Tuik Nenok atau pencakar langit).