Mengintip Sejarah Seniman Mural Indonesia melalui Buku Crossing The Wall

Vien Dimyati
Mengenal seniman mural Indonesia (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Belum banyak yang tahu, Indonesia memiliki seniman mural legendaris dengan karyanya yang luar biasa. Seniman mural menghasilkan karya seni di dinding atau permukaan besar lainnya dengan menggunakan cat semprot, kuas, atau alat lainnya. 

Mural bisa berupa gambar, tulisan, atau kombinasi keduanya. Seniman mural biasanya melukis pada permukaan publik seperti bangunan, jalan, taman, dan tempat-tempat umum lainnya. Tujuan utama dari seniman mural adalah untuk memperindah lingkungan sekitar dan memberikan pesan-pesan artistik atau sosial kepada masyarakat.

Saat ini, seniman mural semakin dihargai dalam dunia seni karena mereka dapat menghasilkan karya seni yang luar biasa dengan ukuran besar yang dapat dipamerkan secara publik. Banyak dari seniman mural terkenal yang telah mencapai popularitas internasional.

Di Indonesia, ada beberapa seniman mural yang legendaris. Bahkan, kisah perjalanan mereka dibukukan melalui "Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists”. Buku ini mendokumentasikan 20 profil seniman dan komunitas mural di Indonesia. Launching buku ini berkolaborasi dengan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dibarengi juga dengan peluncuran Pablo Art Paints untuk kategori cat seni (lukis) dengan produk pertama yaitu Pablo Mural Paints.

Kurator dan Penulis buku Crossing The Wall, Hilmi Faiq mengatakan, Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists menceritakan perjalanan panjang 20 seniman dan komunitas mural dalam berkesenian serta berproses hingga menemukan karakter yang mampu mewakili identitas sang seniman. 

Adapun para seniman tersebut adalah Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy, Farhan Siki, Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.

"Nama-nama tersebut kami kurasi dari ratusan seniman dengan pertimbangan antara lain kekaryaan, konsistensi, kebaruan, dan tema. Selain itu juga magnitude atau impak karya terhadap publik. Misalnya, beberapa karya mereka menjadi penanda tempat atau ikon seperti yang dilakukan Darbotz dan Stereo Flow," ujar Hilmi Faiq melalui keterangannya belum lama ini.

Editor : Vien Dimyati
Artikel Terkait
Nasional
1 bulan lalu

SBY Gelar Pameran Lukisan, Tekankan Seni sebagai Jalan Perdamaian

Nasional
2 bulan lalu

Jaja Miharja Terima Tanda Kehormatan dari Prabowo: Apaan Tuh?!

Destinasi
6 bulan lalu

174 Lukisan Mejeng di Pameran Excitemenomics di Bekasi, Kolaborasi Pelukis Muda hingga Maestro 

Seleb
7 bulan lalu

Penyebab Aktor Senior Subarkah Hadisarjana Meninggal, Idap Kanker Nasofaring

Seleb
8 bulan lalu

Keren! Komunitas Seniman Disabilitas Buat Karya Ini untuk Sebar Semangat di Bulan Ramadhan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal