JAKARTA, iNews.id - Kopi gayo merupakan salah satu varian yang paling banyak diincar penikmat kopi. Tak heran jika mereka rela mengeluarkan biaya lebih untuk menikmati secangkir kopi berjenis arabika ini langsung di daerah kelahirannya Gayo, Takengon, Aceh Tengah.
Produsen FS Coffee Gayo Syahrul Ramadhan yang memiliki perkebunan kopi di Gayo mengatakan, banyak cara untuk menyajikan dan menikmati secangkir kopi gayo. Salah satunya dengan datang langsung ke Desa Gayo.
"Kopi Gayo yang dijual di Jakarta, kebanyakan sudah campuran dan tidak fresh. Kalau mau tahu rasa sesungguhnya kopi asli Gayo, harus datang langsung ke sini (Gayo)," kata Syahrul saat dihubungi iNews.id, baru-baru ini.
Mengapa harus jauh-jauh untuk sekadar menikmati kopi, Syahrul mengatakan, kopi gayo yang nikmat langsung dari buah yang baru dipetik kemudian dikeringkan, disangrai lima menit, ditumbuk sampai menjadi bubuk, lalu diseduh dengan air bersuhu 85 derajat Celsius didiamkan hingga empat menit, baru bisa diminum.
"Pertama, menikmati kopi asli memang butuh proses yang lama, tidak instan dalam kemasan. Kedua, Kota Gayo sendiri berada di atas ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, pasti udaranya dingin. Nah, di situ letak kenikmatan kedua menikmati kopi gayo," jelasnya.
Selain itu, Syahrul menambahkan, menikmati kopi gayo bukan menambahkan gula pasir putih, tapi memakai gula aren atau gula merah.
"Satu lagi yang bikin kopi gayo enak adalah pakai gula aren. Caranya, minum kopi dalam kondisi panas secara perlahan, jangan langsung ditelan. Tahan dalam bibir, lalu gigit gula aren sedikit, dan campurkan dalam bibir. Rasakan sendiri sensasinya," ucapnya.