JAKARTA, iNews.id - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki berbagai macam kuliner yang bisa dibanggakan. Hanya saja memang kuliner Indonesia belum bisa populer di dunia. Padahal, belakangan ini telah terjadi pergeseran dalam industri kuliner dunia. Negara-negara Eropa mulai menambahkan cita rasa Asia Tenggara dalam menu masakannya.
Penasehat Tim Percepatan Wisata Kuliner Kementerian Pariwisata (Kemenpar) William Wongso mengatakan, belakangan ini terjadi pergeseran dalam industri kuliner dunia khususnya untuk citarasa dari Eropa ke kawasan Asia Tenggara.
“Pergeseran ini karena citarasa Eropa sudah mentok, sehingga perlu menggali citarasa Asia Tenggara, termasuk dari Indonesia yang sejak dahulu kaya dengan citarasa rempah-rempah. Bahkan, banyak produk makanan kelas kaki lima diminati investor mancanegara untuk diangkat menjadi makanan internasional," kata Chef William Wongso yang juga Pakar Kuliner Indonesia, di Jakarta belum lama ini.
Menurut William Wongso, cita rasa Eropa terutama Prancis sudah mentok, tidak bisa ke mana-mana. Kuliner Asia Tenggara bakal menjadi acuan. Mereka memasukkan elemen Asia Tenggara untuk menunjang pengembangan kelanjutan eksistensi makanan Eropa.
"Mereka harus cari di Asia Tenggara. Namun sayangnya kita (Indonesia) tidak banyak berperan dalam hal ini. Seharusnya, chef mau untuk belajar, menyicip dan mengolah cita rasa Indonesia dalam masakannya," katanya.
William Wongso mencontohkan, di Eropa kini mau menggunakan Yuzu (buah citrus asal Jepang), padahal dulu ini tidak ada yang kenal. Sekarang Yuzu menjadi ekspor komoditas terbesar di Jepang. "Mau yang powder atau yang segar. Mengambil kulit jeruknya saja. Di Prancis, di mana saja semua elemen masuk. Termasuk Yuzu dan bahan lainnya. Bahkan Kimchi juga sudah masuk ke menu internasional. Indonesia belum ada. Sekalinya ada, menu Indonesia yang ada di internasional adalah coconut water, air kelapa. Padahal, elemen rasa komposisi bumbu Indonesia sangat komplek," kata William Wongso.
Chef Tanah Air harus dapat memanfaatkan ragam bumbu eksotis yang ad di Indonesia. Hampir seluruh bumbu-bumbu ini dipakai tetangga kita. "Bagaimana kita meng-globalkan bumbu, jika tidak pernah dipkai chef," ujar William Wongso.