10 Kota Termahal di Asia untuk Perjalanan Bisnis, Mana Saja?
NEW YORK, iNews.id - ECA International merilis daftar kota di dunia dengan biaya termahal untuk perjalanan bisnis. Penelitian biaya harian terbaru tersebut menobatkan Hong Kong menjadi lokasi termahal di Asia untuk perjalanan bisnis.
ECA International memberi peringkat berdasarkan biaya untuk perjalanan singkat, seperti biaya kamar hotel bintang empat, makanan, binatu, minuman beralkohol dan minuman ringan, perjalanan menggunakan taksi, serta biaya tak terduga. Penelitian ini bertujuan membantu perusahaan atau organisasi mengantisipasi biaya perjalanan bisnis dan penugasan jangka pendek.
Sementara itu, Hong Kong menempati puncak daftar kota termahal di Asia selama dua tahun berturut-turut. Adapun perjalanan bisnis di Hong Kong saat ini menghabiskan biaya rata-rata 520 dolar AS per hari. Secara global, Hong Kong berada di peringkat ke-16 lokasi termahal untuk perjalanan bisnis.
Ini terlepas dari rendahnya permintaan dari pelancong bisnis karena Hong Kong mengikuti kebijakan nol-Covid yang ketat di China daratan. Baru pada akhir 2022, beberapa batasannya mulai dilonggarkan.
"Biaya hotel terus menjadi mayoritas dari keseluruhan biaya perjalanan bisnis, dan meskipun tingkat hunian lebih rendah pada tahun 2022, tarif kamar yang diiklankan (di Hong Kong) tidak turun secara signifikan," kata Direktur Regional ECA International untuk Asia Lee Quane, dikutip dari CNBC International, Jumat (24/3/2023).
Sementara Singapura naik satu peringkat dalam peringkat ECA International, menyalip Tokyo untuk menjadi kota termahal kedua di Asia yang dikunjungi untuk bisnis. Singapuran berada di peringkat ke-19 secara global.
Perjalanan bisnis ke Singapura sekarang menelan biaya rata-rata 515 dolar AS per hari, 34 dolar AS lebih mahal dari tahun sebelumnya. Kenaikan biaya di Singapura terkait dengan pencabutan awal pembatasan perjalanan dibandingkan dengan lokasi lain di Asia, yang memicu peningkatan permintaan perjalanan ke kota tersebut.
"Peningkatan permintaan yang dihasilkan berkontribusi pada kenaikan biaya akomodasi hotel, sementara biaya yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari lainnya juga meningkat lebih cepat daripada lokasi lain di kawasan ini," ujar Quane.
Tokyo, yang turun dari kota termahal kedua ke ketiga di Asia, juga mengalami kenaikan biaya harian sebesar 5 persen dalam mata uang lokal.
″(Namun), mereka diimbangi oleh depresiasi yen terhadap dolar AS, yang menyebabkan penurunan peringkat beberapa kota di seluruh Jepang pada tahun ini," ucap Quane.
Dengan biaya harian rata-rata 424 dolar AS per hari di Tokyo, perjalanan bisnis ke kota itu sekarang hampir 20 persen lebih murah daripada Hong Kong.
ECA International menyatakan inflasi di banyak lokasi di seluruh Asia telah berkontribusi terhadap peningkatan yang signifikan dalam biaya perjalanan bisnis dalam mata uang lokal. Adapun Sri Lanka, Laos, dan Pakistan mengalami peningkatan terbesar dalam pengeluaran untuk para pelancong.
Misalnya, biaya perjalanan bisnis di Kolombo, Sri Lanka 75 persen lebih tinggi dalam mata uang lokal dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, itu terutama berasal dari inflasi tinggi dan depresiasi mata uang karena beberapa biaya yang terkait dengan perjalanan bisnis biasanya dikeluarkan dalam dolar AS oleh pelancong bisnis asing.
Namun tidak semua destinasi Asia mengalami lonjakan biaya perjalanan yang sama. Tujuan wisata populer, hanya mengalami sedikit perubahan dalam biaya perjalanan tahun lalu.
"Kota-kota seperti Pattaya dan Chiang Mai di Thailand, di samping Denpasar di Indonesia, semuanya menyaksikan tingkat pertumbuhan kecil dalam mata uang lokal pada tahun 2022, berkisar antara 1 persen dan 3 persen," tutur Quane.
Itu karena permintaan yang lebih rendah di destinasi tersebut dibandingkan dengan tingkat prapandemi, dengan menekan tarif hotel.
"Bahkan pusat wisata seperti Bangkok, yang biasanya menerima banyak pelancong bisnis, hanya mengalami peningkatan moderat dalam biaya perjalanan bisnis sebesar 4 persen," katanya.
Sebaliknya, Singapura mengalami kenaikan 10 persen dalam biaya harian perjalanan bisnis dalam mata uang lokal.
1. Hong Kong
Biaya harian 520 dolar AS setara Rp7,84 juta
2. Singapura
Biaya harian 515 dolar AS setara Rp7,69 juta
3. Tokyo, Jepang
Biaya harian 424 dolar AS setara Rp6,4 juta
4. Shanghai, China
Biaya harian 392 dolar AS setara Rp5,9 juta
5. Seoul, Korea Selatan
Biaya harian 380 dolar AS setara Rp5,73 juta
6. Dhaka, Bangladesh
Biaya harian 376 dolar AS setara Rp5,67 juta
7. Taipe, Taiwan
Biaya harian 372 dolar AS setara Rp5,61 juta
8. Beijing, China
Biaya harian 371 dolar AS setara Rp5,6 juta
10. Yokohama, Jepang
Biaya harian 350 dolar AS setara Rp5,28 juta
Sementara itu kota di dunia dengan tempat termahal bagi pelancong bisnis adalah New York. Rata-rata biaya harian perjalanan bisnis di New York sekarang adalah 796 dolar AS.
Biaya perjalanan telah meningkat di New York selama setahun terakhir akibat lonjakan pascapandemi dalam permintaan untuk perjalanan bisnis dan pariwisata. Seiring dengan kenaikan harga barang yang didorong oleh inflasi, yang biasa dikonsumsi oleh pelancong bisnis, biaya perjalanan tumbuh sebesar 8 persen.
Kota-kota lain di AS juga mendominasi daftar 10 besar dunia, seperti Washington D.C., San Francisco, dan Los Angeles. Sedangkan tiga tujuan Eropa masuk dalam daftar, dengan Swiss tetap menjadi rumah bagi dua kota termahal di kawasan ini untuk perjalanan bisnis.
1. New York, AS
Biaya harian 796 dolar AS setara Rp11,6 juta
2. Genewa, Swiss
Biaya harian 700 dolar AS setara Rp10,56 juta
3. Washington DC, AS
Biaya harian 658 dolar AS setara Rp9,93 juta
4. Zurich, Swiss
Biaya harian 641 dolar AS setara Rp9,67 juta
5. San Fransisco, AS
Biaya harian 609 dolar AS setara Rp9,19 juta
6. Tel Aviv, Israel
Biaya harian 595 dolar AS setara Rp8,98 juta
7. Los Angeles, AS
Biaya harian 584 dolar AS setara Rp8,81 juta
8. London United Kingdom
Biaya harian 583 dolar AS setara Rp8,79 juta
9. Luanda, Angola
Biaya harian 564 dolar AS setara Rp8,51 juta
10. Paris, Prancis
Biaya harian 557 dolar AS setara Rp8,4 juta
Laporan ECA International berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada 2022, dari 457 lokasi di lebih dari 190 negara.
Editor: Jujuk Ernawati