Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lionel Messi Datang, Warga India Malah Ngamuk hingga Merusak Stadion
Advertisement . Scroll to see content

11 Tahun Menanti, Ekspor Serat Stapelviscose ke India Akhirnya Bebas Bea Masuk Anti Dumping

Jumat, 06 Agustus 2021 - 16:38:00 WIB
 11 Tahun Menanti, Ekspor Serat Stapelviscose ke India Akhirnya Bebas Bea Masuk Anti Dumping
Menteri Perdagangan M Lutfi (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNewsIndia resmi menghentikan bea masuk anti dumping (BMAD) impor produk serat stapelviscose (viscose staple fiber/VSF) dari Indonesia. Hal itu, tertuang dalam keputusan DGTR Nomor 7/03/2021 pada 31 Juli 2021.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, sebelumnya pengenaan BMAD produk VSF Indonesia di India telah berlangsung sejak 26 Juli 2010 dengan besaran antara 0,103 dolar Amerika Serikat (AS) per kg sampai 0,512 dolar AS/kg. 

“Setelah 11 tahun, akhirnya Indonesia berhasil melepaskan diri dari pengenaan BMAD produk VSF oleh otoritas India. Sebab, setelah dilakukan sunset review, tidak ditemukan dasar yang cukup kuat bagi DGTR untuk melanjutkan pengenaan BMAD kepada produk VSF Indonesia,” ujar Mendag Lutfi, dalam keterangannya, Jumat (6/8/2021).

Dia mengungkapkan, penghentian pengenaan BMAD produk VSF Indonesia sangat menggembirakan. Hal ini dikarenakan India merupakan salah satu pasar produk VSF yang cukup menjanjikan.

Pada 2020, lanjutnya, India merupakan pasar impor terbesar ke-7 dunia dengan nilai impor sebesar 86,27 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau 4,1 persen dari total perdagangan VSF dunia. 

Sementara, dari sisi negara tujuan ekspor Indonesia, India berada di posisi ke-4 dengan membukukan nilai ekspor sebesar 25,35 juta dolar AS atau 6,1 persen dari total ekspor VSF Indonesia ke seluruh dunia.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan dalam kurun waktu 11 bulan terakhir, Indonesia telah berhasil tiga kali berturut-turut terbebas dari pengenaan BMAD oleh DGTR India, yaitu untuk produk non woven fabric, viscose spun yarn (VSY), dan viscose staple fiber (VSF).

“Capaian untuk produk VSF kali ini menjadi catatan tersendiri. Hal ini mengingat VSF merupakan bahan baku dari VSY. Sehingga, eksportir Indonesia dapat secara simultan menggenjot ekspor untuk kedua jenis produk ini,” ujar Indrasari.

Sementara itu, Plt. Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Pradnyawati, mengungkapkan kerja sama antara semua stakeholders menjadi strategi yang efektif dalam penghentian BMAD VSF ini.

“Saya berharap kerja sama pemerintah dengan pelaku usaha dapat dilanjutkan dengan segera mewujudkan akselerasi ekspor VSF ke India. Hal tersebut mengingat adanya kesempatan ekspor VSF ke India yang semakin terbuka lebar,” tutur Pradnyawati.

Dia menjelaskan, dalam kurun lima tahun terakhir, ekspor VSF Indonesia ke India tertinggi tercatat pada 2019 dengan nilai sebesar USD 35,85 juta.

Sementara, pada periode Januari-Mei 2021, nilai ekspor VSF Indonesia ke India tercatat sebesar 16,69 juta dolar AS atau naik sebesar 114,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,79 juta dolar AS.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut