2013, Ponsel Produksi Dalam Negeri Hanya 100 Ribu, Kini 60 Juta
JAKARTA, iNews.id – Langkah pemerintah mendorong hilirisasi membuat industri telepon seluler meningkat pesat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2017, produksi ponsel dalam negeri tercatat mencapai 60 juta unit padahal empat tahun sebelumnya, ponsel yang diproduksi di dalam negeri hanya 105 ribu unit.
Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian mengatakan, kenaikan jumlah produksi ponsel di dalam negeri juga sejalan dengan penurunan impor ponsel. Pada 2013, impor ponsel bisa mencapai 62 juta unit dengan total nilai 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tapi pada tahun lalu tinggal tersisa 11,4 juta unit.
“Meningkatnya produksi ponsel di Indonesia antara lain karena penciptaan iklim usaha yang kondusif serta kebijakan hilirisasi dan pengoptimalan komponen lokal sehingga lebih banyak memberi nilai tambah,” kata Airlangga, Sabtu (17/2/2018).
Pada tahun 2013, kata dia, hanya ada dua ponsel yang diproduksi di dalam negeri yaitu Mito dan Cross. Nama yang disebut terakhir berubah menjadi Evercoss. Pada 2017, lebih dari 60 juta unit diproduksi oleh 34 merek yang mana sebelas diantaranya merupakan merek lokal.
Kesebelas merek lokal tersebut adalah Advan, Andromax, Aldo, Axioo, Elevate, Evercoss, Luna, Mito, Polytron, SPC, dan Zyrex. Produk nasional tersebut, kata Menperin, telah memiliki branding kuat untuk pangsa pasar menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas
“Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita patut bangga terhadap produk ponsel yang dihasilkan industri dalam negeri,” kata Airlangga.
Pada 2014, produksi ponsel di dalam negeri memang sudah naik tajam dari 105 ribu unit menjadi 5 juta unit, naik 4.662 persen. Bahkan, pada 2015, produksi ponsel di dalam negeri kembali melambung hingga 700 persen menjadi 50 juta unit dibandingkan 2014. Seluruh ponsel tersebut dibuat oleh 23 merek, baik nasional maupun internasional. Pada tahun 2016, produksi ponsel di dalam negeri juga naik 36 persen menjadi 68 juta unit sebelum turun pada 2017 menjadi 60,5 juta unit.
Kenaikan produksi tersebut juga beriringan dengan penurunan impor ponsel. Pada 2014, impor ponsel turun 2 juta menjadi 60 juta unit. Setahun kemudian, impor ponsel merosot 40 persen menjadi 37 juta unit dengan nilai 2,3 miliar dolar AS. Pada 2016, impor ponsel kembali turun 36 persen menjadi 18,5 juta unit dengan nilai 775 juta dolar AS sebelum kembali turun menjadi 11,5 juta unit pada 2017.
Editor: Rahmat Fiansyah