3 Jurus KAI Commuter Kejar Target 2 Juta Penumpang, Salah Satunya Impor KRL
JAKARTA, iNews.id - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan KRL Jabodetabek melayani dua juta penumpang per hari pada masa mendatang. Target tersebut seiring perbaikan prasarana di sejumlah Stasiun yang sedang dalam proses pengerjaan, di antaranya pengembangan Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Manggarai.
Terkait dengan sarana, VP Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter, Anne Purba mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga opsi untuk bisa melayani dua juta penumpang per hari.
Tiga opsi tersebut yakni pembelian 16 trainset dari PT INKA (Persero), pengadaan impor KRL bekas dari Jepang, dan upaya pembaharuan pada teknologi kereta yang akan dipensiunkan atau retrofit.
Dia menjelaskan, ihwal rencana berapa jumlah kereta yang akan di impor dan kereta yang akan diretrofit saat ini masih dalam kajian lebih lanjut.
"Iya (tiga opsi dijalankan), tetapi untuk jumlah dan lainnya masih terus dikaji, dan kami dibantu juga audit BPKP," ujar Anne saat ditemui di Kantor KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta, dikutip, Selasa (30/5/2023).
Anne menambahkan, setelah kajian tersebut selesai dan keluar jumlah kebutuhan sarana KRL, maka akan disingkronkan dengan prasarana yang disiapkan oleh pemerintah.
Adapun, saat ini Anne mengatakan sedang melakukan asesmen bersama INKA untuk memastikan berapa jumlah yang bisa dilakukan retrofit maupun unit KRL yang bisa diimpor dari Jepang.
"Itu perlu asesmen. Makanya INKA saat ini bersama dengan KAI Commuter di Depo Depok dan Depo kami yang lain, itu kereta-kereta ini dilakukan asesmen untuk melakukan apakah memang kereta itu bisa diretrofit, sedang dilakukan kajian, sehingga nanti kebutuhan efektifnya KRL ini bisa dilihat secara data juga dari kebutuhan untuk pengguna atau perawatan, dan dari sisi pengadaan sarana," ucapnya.
Perihal kapan rangkaian yang akan dikonservasi, Anne menjelaskan bahwa hal itu dilakukan secara bertahap yang mana bertujuan untuk bisa melayani penumpang KRL.
"Jadi, tidak serta merta langsung 10, 20, 30 kereta langsung dikonservasi, terus tiba-tiba keretanya dateng 30, tidak. Jadi dalam konsep retrofit kereta bukan baru atau kereta baru itu kedagangannya bertahap. Itulah yang tadi mulai di shifting tadi," ucapnya.
Editor: Aditya Pratama