30 Persen Lulusan Terbaik Kampus di Dunia Kerja di Kawasan Industri Nikel IMIP
MOROWALI, iNews.id – Kawasan industri ekstrasi nikel terintegrasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah menjadi salah satu pilihan bagi para pencari kerja di Indonesia. Menariknya, tak hanya lulusan kampus dalam negeri, namun juga berbagai kampus luar negeri yang mengincarnya.
Berdasarkan data Human Resource and Training PT IMIP, tercatat hingga Januari 2024, jumlah karyawan di Kawasan Industri IMIP telah mencapai 80.259 orang. Adapun 30 perseb, merupakan lulusan-lulusan terbaik dari 1.952 perguruan tinggi di dunia.
Selain basic skill dasar keilmuan yang dibutuhkan dalam sebuah industri, mereka juga direkrut berdasarkan syarat yang telah ditentukan dalam proses rekrutmen, yakni minimal pendidikan mereka adalah strata satu (S1). Meski begitu, ada beberapa unit pekerjaan juga yang hanya perlu pendidikan umum atau SMA dan atau setara.
“Pada area- area tertentu, yang kami butuhkan adalah yang memiliki basic skill dasar mumpuni di sektor keilmuannya. Nah, saat ini 30 persen karyawan kami berasal dari 1.952 kampus di seluruh dunia. Jurusan mereka di antaranya metalurgi, teknik kimia dan listrik, serta beberapa jurusan lainnya,” ucap HR Head PT IMIP Achmanto Mendatu dalam keterangan tertulis, Senin (15/4/2024).
Kendati demikian, kata dia, selain membutuhkan karyawan yang memiliki basic skill dasar, kawasan IMIP juga membutuhkan berbagai unit pekerjaan yang cukup dengan jurusan umum.
“Jadi tidak harus memiliki skil atau berasal dari perguruan tinggi jurusan engineering dan/atau perekayasaan,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan PT IMIP demi meningkatkan kemampuan tenaga kerja agar tetap terintegrasi dan kompetitif, dilakukan beberapa program pelatihan bagi karyawan. Program itu antara lain On The Job Training (OJT), pelatihan terstruktur dan pelatihan formal atau pelatihan keterampilan yang digelar lembaga training yang tersertifikasi dan atau perusahaan di dalam Kawasan Industri IMIP.
Klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>
Menurut dia, ketiga pelatihan tersebut sudah dilakukan sejak Kawasan IMIP beroperasi. Namun yang paling efektif yaitu pelatihan Kanca (OJT) yaitu training yang dibimbing langsung oleh supervisor maupun manajer pada departemen kerja terkait.
Setelah training selesai, karyawan akan langsung terjun ke dalam lingkungan kerja dengan mempraktikkan pengetahuan dan kemampuan yang telah didapat dalam pelatihan.Mendatu menambahkan, pengembangan pendidikan bagi pekerja juga sudah mulai dilakukan, seperti memberikan beasiswa untuk tingkat lanjut kepada karyawan dan calon karyawan.
Salah satu perguruan tinggi yang menjadi tujuan dari beasiswa yang telah diberikan, yaitu mengikuti pendidikan metalurgi terbaik dunia di China.Tahun ini, kata dia, terdapat 53 mahasiswa Indonesia atau calon karyawan untuk kuliah S2 Jurusan Metalurgi di China yang dibiayai oleh perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri IMIP.
“Yakni PT QMB dan PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC). Ada juga 293 karyawan diberangkat mengikuti pendidikan program studi di Politeknik ATI Makassar, dan 10 orang di diploma Politeknik Negeri Bandung,” ujarnya.
IMIP merupakan perusahaan patungan antara Bintang Delapan Group, Sulawesi Mining Investmen (SMI) dan Shanghai Decent Investment (anak usaha Tsingshan Holding Group). Tsingshan, korporasi raksasa penguasan nikel asal Negeri Tiongkok memegang saham mayoritas yakni mencapai 49,7 persen disusul Bintang Delapan (25,3 persen) dan SMI (25 persen).
Editor: Puti Aini Yasmin