NUR-SULTAN, iNews.id - Kekayaan para taipan di balik sejumlah bisnis paling terkenal di Kazakhstan telah jatuh dalam beberapa hari terakhir karena kerusuhan dan aksi protes yang meluas terhadap rezim berkuasa. Total kekayaan empat miliarder Kazakhstan, termasuk putri dan menantu mantan presiden negara itu, Nursultan Nazarbayev berkurang 3 miliar dolar AS atau Rp42,9 triliun.
Saham dua bank besar, Kaspi dan JSC Halyk Bank anjlok setelah negara itu rusuh, di mana para pengunjuk rasa membakar gedung-gedung publik dan merobohkan sejumlah patung. Miliarder Vyacheslav Kim, pemegang saham terbesar dan Ketua Kaspi Bank yang tercatat di London, kehilangan kekayaannya sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp20 triliun karena harga saham Kaspi anjlok 30 persen dari 118 dolar AS pada 4 Januari menjadi 87 dolar AS pada 6 Januari 2022. Menyebabkan kekayaan bersihnya menjadi sekitar 4,2 miliar-5,7 miliar dolar AS.
Menkop Ferry: Koperasi Harus Jadi Tulang Punggung Kemakmuran Bangsa
Mikhail Lomtadze, warga asli Republik Georgia yang berbasis di Kazakhstan dan CEO Kaspi, hampir kehilangan 1,4 miliar dolar AS, dengan perkiraan kekayaan bersihnya turun dari 5,2 miliar dolar AS pada 4 Januari menjadi 3,8 miliar dolar AS pada 6 Januari dalam dua malam ketidakpastian di negara tersebut. Harga saham turun menyusul laporan Kaspi dan Halyk yang tidak akan memproses pembayaran pensiun sampai akhir keadaan darurat yang diumumkan pemerintah, yang direncanakan pada 19 Januari 2022 mendatang.
Putri Nazarbayev, Dinara Kulibaeva dan suaminya, Timur Kulibaev telah kehilangan total 200 juta dolar AS atau Rp2,86 triliun karena nilai saham mereka di JSC Halyk Bank yang terdaftar di London anjlok 16 persen. Pasangan itu, menurut perkiraan Forbes, masing-masing memiliki kekayaan sebesar 3,1 miliar AS dari kepemilikan saham mayoritas di bank, ditambah portofolio real estat, dan investasi swasta.
Timur Kulibaev sebelumnya adalah Ketua Samruk-Kazyna National Welfare Fund, kemudian duduk di dewan raksasa energi Rusia Gazprom. Pada 1992, selama hari-hari awal privatisasi di Kazakhstan, Kulibaev membentuk grup investasi Altyn Alma untuk memanfaatkan peluang yang muncul di negara itu, grup kemudian berubah menjadi Almex LLP.
Sukses terjadi pada 2004, ketika sebuah perusahaan yang dia kendalikan menjual Kar-Tel, yang beroperasi di Kazakhstan ke VimpelCom seharga 350 juta dolar AS. Pada 2014, dia menjual Altynalmas Gold ke Polymetal, yang sebagian dimiliki oleh miliarder Rusia Alexander Nesis.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku