5 Fakta Hari Darmawan Pendiri Matahari yang Mungkin Belum Anda Ketahui
JAKARTA, iNews.id – Hari Darmawan, sosok berusia 77 tahun yang membesarkan Matahari Department Store ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (11/3/2018).
Pria berdarah China kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan visioner. Dalam membangun bisnis, Hari juga mementingkan hal yang lebih besar sehingga menimbulkan kesan yang baik di mata karyawan maupun rekan bisnis Matahari. Berikut sejumlah fakta yang dirangkum tentang sosok Hari dikutip dari buku Filosofi Bisnis Matahari terbitan Kompas Gramedia Group tahun 2017 yang ditulis Kristin Samah dan Sigit Triyono:
1. Penggemar Bung Karno
Hari adalah pengusaha yang menunjukkan nasionalisme kebangsaan secara kuat. Sejak menginjakkan kaki pertama kali di Jakarta dari Makassar, Hari mengaku tak pernah absen mendengarkan pidato Presiden Pertama RI, Soekarno di Lapangan Ikada yang kini dikenal dengan Lapangan Monas.
Dalam membangun bisnis ritel, Hari menilai esensinya sama dengan membangun negara yaitu untuk mencapai satu tujuan yaitu membuat masyarakat sejahtera. Itulah yang menjadi filosofi Hari saat membangun Matahari.
2. Membeli Toko Pertama dari Mertua, Dicicil Tiga Kali
Orang tua Hari yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan mempunyai usaha penggilingan padi dan menjual sepatu merek Bata secara eceran. Tapi, hal itu tak membuatnya tertarik untuk meneruskan bisnis sang ayah. Hari muda kemudian memutuskan untuk pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, dia menikahi Anna Yanti, putri pemilik toko di Pasar Baru. Saat itu, usia Hari 18 tahun sementara Anna 15 tahun. Mertuanya kemudian menyerahkan pengelolaan toko tersebut kepada Hari dengan kompensasi Rp1 juta. Toko seluas 150 meter persegi beserta seluruh isinya itu diangsur tiga kali selama tiga tahun.
3. Belajar Ritel dari Jepang
Hari mengakuisisi dua toko besar milik De Zon. Toko itu berada di Bogor dan Jakarta. Di Jakarta, toko De Zon memiliki luas 1.600 meter persegi, 12 kali lipat dari luas toko kecil “Micky Mouse” yang dibeli dari mertuanya. Dia memperoleh uang dari Citibank lewat pinjaman senilai 200 juta dolar AS.
Bisnisnya yang ekspansif membuatnya menekuni bisnis ritel. Dia mulai belajar dari Jepang karena di Osaka, ada Sogo Department Store. Selain Sogo, ada juga Ito-Yokado. Dia melihat banyak department store yang maju di Jepang. Hal tersebut membuatnya menjadikan Jepang sebagai kiblat Matahari dalam mengembangkan bisnis ritel.
4. Tinggal di Rumah Sederhana
Di saat rekan-rekan pengusahanya tinggal dalam kemewahan dalam rumah senilai ratusan miliar, Hari lebih memilih tinggal di rumah sederhana di Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat. Dia mengaku yang terpenting bukanlah kemewahan, tapi kenyamanan dan ketenangan dalma hidup.
Kendati demikian, Hari mengaku saat muda sering berfoya-foya karena ayahnya yang juga seorang pengusaha sukses di Makassar. Namun, dia menyadari bahwa itu semua sia-sia. Hari memiliki prinsip dalam berbisnis yaitu carilah untung sebanyak-banyaknya, tapi ambil seperlunya saja untuk hidup.
5. Mementingkan Karyawan
Hari mengatakan, salah satu filosofi Matahari adalah ingin berusaha menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenteram, dan sejahtera sebagai pancaran cita-cita karyawan. Menurutt Hari, lingkungan kerja yang nyaman dan enak adalah kunci produktivitas karyawan.
Karyawan Matahari yang bekerja bersama sejak 1972 sangat merasakan relasi yang akrab layaknya keluarga sendiri. Sampai usia pensiun, mereka tidak meninggalkan matahari. Bahkan, sebagian dari mereka bergabung dengan perusahaan Hari yang lain.
Editor: Rahmat Fiansyah