Angka Pengangguran Bertambah, Kemenaker Konsolidasikan Informasi Pasar Kerja
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan potensi bonus demografi Indonesia di sisi lain dapat membuat angka pengangguran bertambah ketika tidak diimbangi dengan serapan tenaga kerja.
Menyikapi hal itu, Kemenaker terus berkomitmen mengonsolidasaikan informasi pasar kerja untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau industri terhadap tenaga kerja yang memiliki kompetensi.
"Salah satu upaya untuk mengonsolidasaikan informasi demand pasar kerja tersebut, adalah dengan meningkatkan pelayanan informasi pasar kerja," kata Sekjen Kemenaker, Anwar Sanusi, melalui pernyataan tertulisnya, Rabu (28/6/2023).
Dia menjelaskan, adanya bonus demografi akan berdampak baik bagi pembangunan Indonesia. Pada saat tersebut penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk non produktif, sehingga berpeluang menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, bonus demografi juga dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Dengan banyaknya jumlah penduduk produktif, berpeluang menambah angka pengangguran jika tidak disertai dengan peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja.
"Ini menjadi catatan bagi kita, jika pengangguran masih didominasi oleh angkatan kerja lulusan pendidikan sekolah menengah kebawah, sehingga kompetensi dan daya saing tenaga kerja kita masih sangat kurang," ujar Anwar.
Berdasarkan laporan Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) 2015 yang menyebutkan, Indonesia tidak mengalami kekurangan jumlah lulusan sekolah, melainkan kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat untuk bekerja.
Data World Digital Competitiveness 2021 juga mencatat, daya saing digital di Indonesia berada pada peringkat 53 dari 64 negara. Kondisi ini menunjukkan bahwa di tengah ledakan adopsi teknologi, daya saing digital Indonesia masih rendah.
Menurut Anwar, tantangan terberat bangsa Indonesia dalam menghadapi era teknologi adalah menyiapkan SDM yang unggul serta berdaya saing tinggi.
"SDM unggul Indonesia harus mampu bersaing, dan siap menghadapi tantangan global serta revolusi industri saat ini," tutur Anwar.
Editor: Jeanny Aipassa