Atikoh Janji Tetap Blusukan jika Ganjar Terpilih jadi Presiden 2024

JAKARTA, iNews.id - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengaku bakal tetap blusukan ke pasar apabila rakyat memberikan mandat bagi sang suami menjadi Presiden RI pada 2024.
Menurutnya, blusukan membuat seseorang mengetahui secara langsung kondisi riil harga bahan pokok dan daya beli masyarakat.

Atikoh mengungkapkan hal itu blusukan ke Pasar Modern Tulang Bawang, Jalan Lintas Sumatra, Banjar Agung, Lampung, Kamis (11/1).

Baca Juga

PGEO Rampungkan Dokumen Teknis Pengembangan PLTP Lahendong Unit 7 dan 8 ke PLN

"Oh, tentu (bakal tetap blusukan), karena dengan itu, pasar itu banyak sekali realita-realita yang bisa kita pahami. Yang pertama dari kebutuhan pokok, yang kedua daya beli masyarakat," kata ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu di Pasar Modern Tulang Bawang, Lampung, Kamis (11/1/2024).

Atikoh menambahkan, selama di pasar, seseorang juga bisa mendengar keinginan rakyat. Sehingga wanita kelahiran Jawa Tengah itu akan tetap blusukan ketika menjadi Ibu Negara.

Baca Juga

Atikoh Blusukan ke Pasar Tulang Bawang Lampung, Pedagang Doakan Ganjar Jadi Presiden

"Masyarakat itu bisa menyampaikan aspirasi, meski tidak terkait dengan kebutuhan yang ada di komoditas. Misalnya, mereka itu di tempat tinggalnya ada kesulitan aksebilitas terhadap pendidikan, terhadap kesehatan, itu bisa diungkapkan juga ketika bertemu seperti ini," tuturnya.

Baca Juga

Ganjar Pranowo Jalan Pagi Sambil Blusukan Menyapa Warga Tegal

Selama di Pasar Modern Tulang Bawang, Atikoh juga mendengar aspirasi tentang pentingnya pemerintah menjaga kestabilan harga.

"Aspirasi tentu ada dari beberapa pedagang maupun konsumen terkait dengan kestabilan harga. Jadi, meskipun di Lampung ini relatif kalau dibandingkan tempat-tempat lain seperti di Jawa maupun Banten, ini harganya relatif lebih murah, ya, seperti cabe di Jawa juga sudah mulai turun, tapi di sini harganya Rp50.000 per kilo, sama Rp45.000," kata dia.

"Kemudian bawang merah, bawang putih dan produk-produk sayuran itu juga lebih murah, tetapi untuk sembako ada sedikit kenaikan seperti beras Rp13.500 per kilogram. Kalau kita bandingkan di Jawa juga lebih murah. Tetapi memang keluhannya dari pedagang ini justru kasihan, kasihan kepada konsumen apabila harganya tidak stabil. Karena konsumen yang biasanya beli 20 kg, jadi belinya 10 kg, menyicil," tutup Atikoh.

Editor: Puti Aini Yasmin