Badan Otorita IKN Sebut 16 Investor Mulai Pembangunan Tahun Ini, Ada Konsorsium Perusahaan Lokal
JAKARTA, iNews.id - Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut sebanyak 16 investor berkomitmen memulai pembangunan di IKN Nusantara pada tahun ini. Sebanyak 10 investor di antaranya merupakan perusahaan lokal yang membentuk konsorsium dengan total investasi Rp20 triliun.
Ke-10 perusahaan lokal tersebut telah melakukan groundbreaking pada Kamis (21/9/2023). Acara seremonial groundbreaking atau peletakan batu pertama untuk membangun sejumlah proyek di IKN, dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), beserta beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala dan Wakil Kepala OIKN, Gubernur Kalimantan Timur, dan para investor IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menjelaskan pelaku usaha yang melakukan Groundbreaking tergabung dalam Konsorsium Nusantara yang dipimpin oleh Agung Sedayu Group. Adapun 10 anggota konsorsium terdiri dari Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.
"Konsorsium ini beranggotakan 10 perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan IKN, bukan saja sebagai kota yang layak huni (livable city), namun juga sebagai kota yang dicintai (lovable city)," ujar Bambang dalam keterangan resminya dikutip Jumat (22/9/2023).
Selain 10 investor tersebut, terdapat 6 investor lain yang juga siap untuk segera melakukan pembangunan di IKN. Mereka akan membangun sektor perhotelan, shopping mall, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran. Terdiri dari Pakuan, Mariott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercurltural School.
"Pada dasarnya pembangunan di IKN dilakukan tidak hanya sebatas membangun sebuah kota, namun pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kota to work, to live, and to play," kata Bambang.
Presiden Joko Widodo yang memimpin langsung kegiatan seremonial groundbreaking itu menjelaskan urgensi pembangunan Ibu Kota Nusantara disoroti dari beberapa sudut pandang di antaranya seperti dari aspek kepadatan penduduk, aspek ekonomi, dan aspek kebencanaan.
"Penduduk Indonesia 56 persen itu berada di Pulau Jawa berarti kurang lebih 149 juta ada di Jawa. Pulau Jawa menjadi magnet dari negara kita Indonesia, utamanya ke Jakarta. Oleh karena itu, beban yang terlalu berat ini harus dikurangi dari yang dulunya kita jawa sentris, kita tarik menjadi Indonesia sentris," tutur Presiden Jokowi.
Editor: Jeanny Aipassa